Jumat 20 Oct 2017 15:37 WIB

IKF VI Menginspirasi Inovasi dan Kreativitas Ekonomi Digital

Presiden Komisaris PT Bank Central Asia Tbk (BCA) DE Setijoso (tengah kiri), Komisaris Independen BCA sekaligus Pembina BCA Learning Service Cyrillus Harinowo (tengah kanan), dan Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia Rudiantara (tengah), yang disaksikan jajaran direksi dan manajemen BCA, membunyikan sirine pertanda dimulainya Indonesia Knowledge Forum VI “Moving Our Nation to the Next Level” di Jakarta, Selasa (03/10).
Foto: BCA
Presiden Komisaris PT Bank Central Asia Tbk (BCA) DE Setijoso (tengah kiri), Komisaris Independen BCA sekaligus Pembina BCA Learning Service Cyrillus Harinowo (tengah kanan), dan Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia Rudiantara (tengah), yang disaksikan jajaran direksi dan manajemen BCA, membunyikan sirine pertanda dimulainya Indonesia Knowledge Forum VI “Moving Our Nation to the Next Level” di Jakarta, Selasa (03/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gelaran Indonesia Knowledge Forum (IKF) VI secara konsisten mendapat sambutan antusias para peserta dari tahun ke tahun. Bertemakan Elevating Creativity and Innovation Through Digital Collaboration, ajang tahunan yang berlangsung selama dua hari tersebut diwarnai pertukaran ide antarpeserta dari

beragam kalangan, yaitu para eksekutif, profesional, bahkan masyarakat umum.

Berkomitmen menginspirasi setiap pelaku bisnis yang membutuhkan strategi digital, IKF VI dilengkapi serangkaian expo dan exhibition yang diikuti oleh 35 start up dan penyedia pengetahuan teknologi terpilih. Diperkaya pula dengan kehadiran 24 pembicara yang kompeten di bidangnya, baik dari dalam maupun luar negeri. Dengan tetap berfokus pada tema besar Moving Our Nation to the Next Level, IKF VI diharapkan mampu mewadahi inspirasi seputar ekonomi digital demi kemajuan dunia usaha dan masyarakat Indonesia.

Hadir untuk membuka IKF VI di Jakarta, Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia Rudiantara, Presiden Komisaris PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Djohan Emir Setijoso, Komisaris BCA sekaligus pembina BCA Learning Service Cyrillus Harinowo, beserta jajaran manajemen dan direksi BCA.

Pada hari pertama gelaran IKF VI, seminar Peta Perekonomian di Era Digital menghadirkan narasumber yang sudah tak asing di telinga kita, yakni Ekonom Faisal Basri. Kemudian dilanjutkan seminar yang menghadirkan sejumlah narasumber mumpuni. Antara lain Partner dan Presiden Direktur Indonesia McKinsey & Company Philia Wibowo, Celebrity Investor Ashraf Sinclair, dan Founding Partner of Kejora Group Sebastian Togelang.

“Kami mencermati perkembangan start up belakangan ini sangat pesat. Melalui gelaran IKF VI ini, kami ingin memfasilitasi pertukaran ide, inovasi, dan kreativitas dalam memanfaatkan perkembangan teknologi terkini untuk menjadi entrepreneur. Event ini juga menjadi bagian upaya kami melalui BCA Learning Service untuk memberikan nilai tambah bagi pengembangan kualitas sumber daya manusia melalui pembelajaran dari narasumber-narasumber berkualitas dari sisi pengetahuan dan pengalaman,” ujar Cyrillus.

Di hari kedua penyelenggaraan sekaligus penutup, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia Ignasius Jonan menyampaikan inspiring closing speech. Ia menuturkan pentingnya teknologi informasi dalam mendorong efisiensi pengelolaan sumber daya energi.

“Di Kementerian ESDM, kami mewujudkannya dengan penggunaan aplikasi ESDM One Map Indonesia, di mana aplikasi tersebut mengintegrasikan semua data terkait sektor ESDM. Hasilnya, data antar ditjen singkron sehingga mudah untuk menjadikannya sebagai acuan pengambilan kebijakan. Kehadiran ESDM One Map Indonesia juga membuat masyarakat bebas mengakses data di dalamnya untuk berbagai kepentingan,” ungkap Jonan.

Selain itu, Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Jahja Setiaatmadja dalam conclusion remarksnya menyampaikan keutamaan kolaborasi seluruh pemangku kepentingan dalam memajukan ekonomi digital yang inklusif di Indonesia. “Indonesia memiliki potensi besar menciptakan kesejahteraan melalui ekonomi digital. Kolaborasi di antara seluruh pemangku kepentingan di antaranya pemerintah, perbankan, dan pelaku start up sangat diperlukan sebagai fasilitator terwujudnya inklusi keuangan dan ekonomi digital di Indonesia,” ujar Jahja.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement