Kamis 12 Oct 2017 12:56 WIB

RI Jalin Kerja Sama Industri dengan Perfektur Wakayama

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nidia Zuraya
Investasi (ilustrasi)
Foto: Reuters/Leonhard Foeger
Investasi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Perfektur Wakayama, Jepang sepakat untuk meningkatkan sinergi dan memanfaatkan bisnis potensial dalam pengembangan sektor manufaktur. Adapun enam butir cakupan kerja sama yang telah disepakati dalam joint statement tersebut, yaitu pertukaran informasi di bidang pengembangan industri dan kerja sama teknik, pelaksanaan kegiatan bersama untuk seminar dan pameran, serta keikutsertaan dalam pameran internasional dan business matching.

Kemudian ada pula kerja sama pertukaran misi bisnis, pertukaran pengetahuan dan tenaga ahli, serta kerja sama di bidang lainnya yang dapat segera diimplementasikan. Dirjen Ketahanan dan Pengembangan Akses Industri Internasional (KPAII) Kementerian Perindustrian Harjanto mengatakan, Jepang merpakan mitra dagangan terbesar kedua setelah Cina.

Total transaksi antara Indonesia dan Jepang pada kuartal II 2017 mencapai 14,8 miliar dolar AS atau naik sebesar 4,9 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 14,1 miliar dolar AS. "Kami juga berharap kepada Konsulat Jenderal Indonesia di Jepang, kiranya dapat menjembatani aktivitas dan kegiatan yang akan dilaksanakan nanti sesuai yang tertuang dalam Joint Statement tersebut," ujar Harjanto dalam siaran pers yang diterima Republika, Kamis (12/10).

Dalam kurun waktu enam tahun terakhir, total investasi Jepang di Indonesia mencapai 19,7 miliar dolar AS. Sektor industri yang berkontribusi besar diantaranya otomotif, elektronika, serta makanan dan minuman.

Director General of Planning Department Wakayama Prefectural Government of Japan, Ichiro Takase mengatakan, industri yang berpeluang untuk dikembangkan melalui kerja sama dengan prefekturnya antara lain sektor permesinan, kimia dan tekstil. Menurutnya, dari potensi tersebut, perlu adanya transfer teknologi dalam bentuk joint venture di Indonesia atau program pelatihan di Jepang.

"Mungkin kami satu-satunya pemerintah daerah di Jepang yang melakukan hal ini. Banyak pelaku usaha dari daerah lain yang mengakui komitmen kami dalam mendukung kemajuan sektor industri. Makanya ada beberapa yang mendirikan kantor cabang di Wakayama," kata Takase.

Investor Jepang melalui Japan International Cooperation Agency (JICA) akan membantu peningkatan daya saing industri di Indonesia. Ada tiga sektor potensial yang akan dipacu agar semakin kompetitif di pasar global, yaitu industri otomotif, elektronika, dan pengolahan makanan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement