Selasa 19 Apr 2016 16:26 WIB

Indonesia Jalin Kerja Sama Perdagangan dengan Prefektur Wakayama

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
Ekspor-impor (ilustrasi)
Ekspor-impor (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan dan Prefektur Wakayama menandatangani joint statement untuk saling mempromosikan ekspor produk barang dan jasa. Kerja sama ini merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan hubungan ekonomi dan perdagangan antara Indonesia dan Jepang.

"Kami berkomitmen untuk saling mendukung setiap kegiatan promosi ekspor yang dilaksanakan oleh masing-masing pihak untuk meningkatkan perdagangan," ujar Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Nus Nuzulia Ishak, di Jakarta, Selasa (19/4).

Nus menjelaskan, kerja sama ini meliputi pertukaran informasi, penyelenggaraan seminar, partisipasi dalam pameran internasional, dan penyelenggaraan misi dagang. Menurut dia, kerja sama ini penting dan strategis karena Jepang merupakan pasar ekspor terbesar bagi Indonesia. Pada 2015, Jepang merupakan negara tujuan ekspor ketiga setelah Amerika Serikat dan Cina.

Nus mengatakan, Indonesia harus bisa memanfaatkan peluang pasar di Prefektur Wakayama karena wilayah ini dikenal luas dengan industri manufaktur, kimia, dan pariwisata. Indonesia dapat memanfaatkan peluang pasar yang ada dengan mengekspor produk mebel, home decor, herbal, atau spa ke hotel maupun resor yang tersebar di daerah Wakayama.

"Selain itu, kerja sama ini juga menjadi ajang promosi produk halal Indonesia ke Jepang dalam menyongsong Olimpiade 2020," kata Nus.

Selain menandatangani joint statement, pemerintah Prefektur Wakayama juga sedang menjajaki kemungkinan investasi pengolahan minyak nabati berbahan baku sekam padi. Menurut Nus, sebagai negara penghasil beras terbesar, hal ini merupakan peluang bagi Indonesia untuk mengolah limbah beras menjadi produk yang bernilai tambah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement