REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II akan mendukung keinginan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) yang menginginkan Pelabuhan Tanjung Priok menjadi salah satu pelabuhan transhipment besar di kawasan Asia. Untuk mewujudkan hal tersebut Pelindo II akan melakukan sejumlah terobosan.
Salah satunya adalah dengan kembali melayani kapal peti kemas ukuran raksasa. "Pelindo II telah memperbarui dan meningkatkan pelayanan jasa pelabuhannya dari sistem, fasilitas, maupun infrastruktur pelabuhan," kata CEO Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II Elvyn G Masassya setelah menjadi pembicara dalam Indonesian CEO Talk di Hermitage Hotel, Jakarta, Selasa (10/10).
Elvyn mangatakan dengan kembalinya Pelindo II melayani kapal peti kemas raksasa seperti CMA CGM Pelleas yang berkapasitas 10 ribu teus berdampak baik bagi Pelabuhan Tanjung Priok. Menurutnya, saat ini Pelindo II sudah menguatkan kesiapan dan peranan Tanjung Priok sebagai pelabuhan transhipment.
"Konsep transhipment ini akan memotong jalur ekspor impor yang selama ini melewati Singapura atau Malaysia," ujarnya.
Elvyn menjelaskan konsep tersebut membuat pengiriman dari daerah dapat dilakukan langsung dari Pelabuhan Tanjung Priok ke negara tujuan. Dengan mengkonsolidasikan muatan dari pelabuhan lain dan menggunakan kapal lebih besar, lanjut dia, akan memiliki dampak pada integrasi pelabuhan dan logistik yang menguntungkan terhadap perekonomian Indonesia.
Tak hanya itu, Elvyn memastikan Pelabuhan Tanjung Priok telah memiliki fasilitas memadai dan sumber daya manusia yang mampu. "Belum lagi tarifnya juga kompetitif dan membuat Tanjung Priok pantas menjadi pelabuhan transhipment," ujar Elvyn.
Meskipun begitu, dia mengatakan saat ini Pelabuhan Tanjung Priok masih membutuhkan dukungan dari pemerintah. Termasuk dukungan dari perusahaan pelayaran, pemilik kargo, dan pelabuhan di wilayah Indonesia lainnya.