Jumat 29 Sep 2017 23:56 WIB

PT Pos akan Perkuat Urban Logistik

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Dwi Murdaningsih
Petugas Kantor Pos mendata paket yang akan dikirim di Kantor Pos Boyolali, Jawa Tengah, Senin (12/6). Berdasarkan data Kantor Pos Boyolali, transaksi pengiriman paket dan surat pada periode 16 April hingga 11 Mei 2017 mengalami peningkatan sebanyak 5.757, dibandingkan pada periode yang sama tahun sebelumnya yaitu sebanyak 5.676. Diperkirakan pengiriman paket akan terus meningkat menjelang lebaran.
Foto: Aloysius Jarot Nugroho/Antara
Petugas Kantor Pos mendata paket yang akan dikirim di Kantor Pos Boyolali, Jawa Tengah, Senin (12/6). Berdasarkan data Kantor Pos Boyolali, transaksi pengiriman paket dan surat pada periode 16 April hingga 11 Mei 2017 mengalami peningkatan sebanyak 5.757, dibandingkan pada periode yang sama tahun sebelumnya yaitu sebanyak 5.676. Diperkirakan pengiriman paket akan terus meningkat menjelang lebaran.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG---PT Pos Indonesia (Persero) akan memperkuat urban logistik untuk memenuhi perkembangan kebutuhan masyarakat. PT Pos juga ingin mengembalikan eksistensi di kalangan generasi millennial. Upaya tersebut salah satunya dilakukan PT Pos dengan re-branding dan peluncuran sejumlah layanan baru.

"Bukan hanya perkembangan teknologi, PT Pos harus mengantisipasi potensi perubahan perilaku pasar pada beberapa tahun ke depan," ujar Direktur Utama PT Pos Indonesia (Persero) Gilarsi W Setijono, pada Peluncuran m-kantorpos dan MailPos di Kantor Pusat Pos Indonesia, Jumat (29/9).

Menurut Gilarsi, PT Pos harus bertransformasi mengikuti perkembangan kebutuhan pasar. Jika hanya bertahan dengan layanan yang ada sekarang, PT Pos akan tertinggal. "Oleh karena itu, PT Pos harus menguasai urban logistik," katanya.

Menurut dia, ke depan masyarakat akan semakin menuntut layanan yang lebih cepat, lebih aman, dan lebih murah. Masyarakat pun, akan semakin menuntut integrasi antara teknologi dan bisnis engineering dalam setiap produk yang ditawarkan. Oleh karena itu, PT Pos bukan hanya akan melakukan reengineering proses dan adopsi teknologi, tapi juga menyiapkan sumber daya manusia unggul di bidang urban logistik.

"Mahasiswa Poltek Pos dan sekolah-sekolah tinggi akan kami siapkan untuk belajar urban logistik," katanya

Sementara itu, upaya re-branding PT Pos salah satunya dilakukan melalui peluncuran sarana kerja Pak Pos (Mr Postman) dalam bentuk Jaket Pengantar Pos. Sedangkan produk baru yang diluncurkan adalah m-kantorpos dan MailPos yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK).

PT Pos juga membangun sistem penjualan yang diberi nama Sales Force. Sales Force adalah layanan tim sales Kantor Pos yang memberikan layanan secara door to door. Mereka dibekali dengan gadget yang sudah terintegrasi dengan sistem Kantor Pos.

"Dengan demikian, tim Sales Force bisa memberikan pelayanan Kantor Pos di manapun," katanya.

Sementara itu, untuk menghadapi kondisi disruptif, Pos Indonesia sudah mengembangkan dan membina Agenpos. Hingga saat ini PT Pos sudah memiliki 4.747 Agenspos Kurir dan 49.297 Agenpos Pospay yang tersebar di seluruh Indonesia.

Hingga akhir Agustus lalu Agenpos Kurir memberikan kontribusi pendapatan sebesar Rp352 miliar atau 32 persen dari total pendapatan Kurir Ritel Kantorpos (Rp 1,052 miliar). Sedangkan Agenpos Pospay dengan kontribusi Rp 68 miliar atau 30 persen dari total pendapatan Bisnis Pospay.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement