REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Senin pagi (4/9), bergerak melemah tipis sebesar satu poin menjadi Rp 13.319 dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp 13.318 per dolar AS.
Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada mengatakan sentimen negatif dari perkembangan di Semenanjung Korea yang kembali memanas memicu sebagian pelaku pasar uang menahan transaksinya pada aset-aset di negara berkembang, termasuk Indonesia sehingga menahan mata uangnya. "Pelaku pasar cenderung mencermati kondisi global," katanya.
Ia mengharapkan sentimen dalam negeri yang terbilang positif dapat segera direspons pasar sehingga dapat membuka ruang bagi rupiah untuk bergerak ke area positif. "Pemerintah yang mengeluarkan Peraturan Presiden (Perpres) tentang Percepatan Pelaksanaan Berusaha diproyeksikan dapat turut menjaga pertumbuhan ekonmi secara berkelanjutan," katanya.
Sementara itu, analis Platon Niaga Berjangka, Lukman Leong mengatakan melalui Perpres itu diharapkan proses penerbitan perizinan berusaha dapat lebih terukur oleh pelaku usaha yang akhirnya dapat mendorong realisasi investasi di dalam negeri terus meningkat. "Meningkatnya investasi di dalam negeri akan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional," katanya.