Jumat 25 Aug 2017 14:46 WIB

Pos Indonesia Ingin Belajar Bisnis dari Perusahaan Pos Jepang

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Nidia Zuraya
Pegawai PT Pos Indonesia mengemas barang-barang paket sebelum dikirim ke tujuan. (ilustrasi)
Foto: Antara/Anis Efizudin
Pegawai PT Pos Indonesia mengemas barang-barang paket sebelum dikirim ke tujuan. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- PT Pos Indonesia telah menginjak usia 271 tahun dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Di usia lebih dari 2,5 abad, PT Pos Indonesia bertekad mengembangkan bisnis menjadi perusahaan logistik yang lebih besar.

Direktur Utama PT Pos Indonesia (Persero), Gilarsi W. Setijono perkembangan bisnis Pos di negara-negara lain sudah sangat maju, salah satunya Jepang. Gilarsi menyebutkan pihaknya ingin belajar kemajuan bisnis pos di Jepang.

"Jepang sebagai contoh yang paling ideal, jepang melalui pos nya dia itu bisa membiayai 36 persen dari utang negara," kata Gilarsi di sela-sela perayaan PT Pos Indonesia ke-271 di Kantor Pusat PT Pos Indonesia, Jalan Cilaki, Kota Bandung, Jumat (25/8).

Menurutnya bisnis pos di Jepang sangat membantu perekonomian negara matahari terbit itu. Pos bukan hanya difungsikan sebagai perusahaan yang melayani jasa kurir tapi juga pembangunan ekonomi masyarakat.

Ia mengatakan pos di Jepang melakuka tiga fungsi dengan baik. Mulai dari fungsi perbankan, asuransi, dan tentunya layanan kurir. Dari tiga fungsi tersebut justru fungsi layanan kurir menjadi yang paling sedikit perkembangannya.

"Para petani dan semua rakyat di Jepang hampir 100 persen punya rekening pos. Kedua adalah fungsi asuransi. Kita tuh banyak loh yang nggak punya asuransi, sektor2 informal. Padahal potensial diraih. Kalau di jepang petani nelayan punya asuransi. Baru yang ketiga fungsi mereka sebagai kurir. Justru ironis fungsi kurirnya malah kecil. 82 persen pendapatan pos dari bank nya. Sekitar 10 persen asuransi. Sisanya dari kurirnya," tuturnya.

Hal ini dikatakannya berbanding terbalik dengan Indonesia yang lebih menekankan fungsi layanan kurir sebagai sektor utama bisnisnya. Karenanya ia ingin belajar dari Jepang terkait pengelolaan pos dengan manajemen pembangunan ekonomi yang lebaik baik.

"Sekarang bagaimana kita bisa belajar dari jepang. Bagaimana meningkatkan kinerja UKM melalui pos. Pos difungsikan sebagai tabungan kemudian bagaiaman asuransinya juga berjalan juga jadi depot logistik," ujarnya.

Meski demikian, Gilarsi menegaskan pihaknya tetap ingin memfokuskan pada bidang logistik menjadi bisnis utama Pos Indonesia. Pos Indonesia harus bangkit dan mengejar sejumlah ketertinggalan menuju perubahan dan keluar sebagai pemenang.

“Merubah paradigma lama dengan bertransformasi menjadi perusahaan logistik dan menimbulkan optimisme untuk mewujudkan visi menjadi raksasa logistik dari timur,” kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement