REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perbankan menyatakan, ada kemungkinan suku bunga kredit diturunkan. Hal itu menanggapi Pemangkasan suku bunga acuan Bank Indonesia BI 7-day Reverse Repo Rate (BI 7 Day RR Rate) dari 4,75 persen menjadi 4,50 persen atau turun sebesar 25 basis poin.
Direktur Keuangan Bank Tabungan Negara (BTN) Iman Nugroho Soeko mengatakan, BI 7 Day RR Rate menjadi pedoman perseroan untuk menurunkan tingkat suku bunga deposito tertinggi. "Ya karena itu kan suku bunga acuan BI," ujarnya kepada Republika, Rabu (23/8).
Menurutnya, bila suku bunga deposito turun akan berdampak ke cost of fund. "Jika cost of fund menurun tentu diikuti dengan penurunan suku bunga kredit yang setara dengan penurunan cost of fund," jelas Iman.
Sementara itu, Direktur Utama Bank Mayapada Hariyono Tjahjarijadi menilai, BI 7 Days RR Rate merupakan kurs indikasi. Jadi lebih bersifat psikologis, sehingga tidak berkaitan langsung dengan suku bunga aktual atau transaksi baik untuk dana maupun kredit.
Hanya saja menurutnya, bila psikologis pasar menyesuaikan, maka bisa benar-benar menjadi suku bunga aktual. Dengan begitu suku bunga dana bisa turun yang secara bertahap suku bunga kredit juga akan turun sepanjang likuiditas di pasar normal.
"Jadi suku bunga kredit bisa terus turun apabila suku bunga dana juga terus turun. Dengan syarat likuiditas pasar uang normal san cenderung sangat likuid," ujar Hariyono saat dihubungi Republika, Rabu (23/8).
Ia menambahkan, saat ini permintaan kredit pun masih belum meningkat pesat. "bila suku bunga kredit terus turun padahal demand kredit juga masih turun. Maka otomatis akan bermasalah bagi perekonomian Negara," tegas Hariyono.