REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Mantan kepala ekonom Dana Moneter Internasional (IMF) Ken Rogoff mengatakan kenaikkan suku bunga yang tiba-tiba bisa menjadi ancaman terbesar. Terutama bagi ekonomi secara global.
Rogoff memperingatkan selama ini banyak orang sudah terbiasa dengan suku bunga ultra rendah. “Jika ada sesuatu yang terjadi mendorong tingkat suku bunga naik, kita bisa melihat banyak titik lemah, tempat di mana ada hutang yang tinggi,” kata Rogoff dikutip dari BBC, Kamis (10/8).
Dia juga mengatakan bahwa kebijakan ekonomi dari administrasi Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump bisa menimbulkan risiko. Ditambah, sebelumnya Rogoff menyebut Cina merupkan ancaman nomor satu.
Kebijakan ekonomi Gedung Putih menurutnya mampu menciptakan ketidakpastian tanpa memberi keputusan spesifik. Saat ini, Trump sedang mengejar agenda perdagangan dan mencoba untuk melonggarkan peraturan yang dibawa untuk melindungi sistem keuangan.
Rogoff mengatakan, Trump bahkan berjanji untuk memangkas pajak dan meningkatkan belanja infrastruktur. “Risikonya adalah Gedung Putih atau AS akan melakukan sesuatu yang benar-benar tidak masuk akal,” jelasnya.
Dia menambahkan, Cina yang selama ini memiliki perekonomian terbesar kedua di dunia tetap menjadi ancaman karena masalah utangnya sendiri. Begitu juga ketidakstabilan politik dan ketergantungan pada ekspor.