REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Senin (7/8), bergerak menguat sebesar 11 poin menjadi Rp 13.305 dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp 13.316 per dolar AS.
Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta mengatakan bahwa proyeksi produk domestik bruto (PDB) kuartal kedua tahun ini yang naik menjadi salah satu faktor yang menopang mata uang rupiah terhadap dolar AS.
"Fokus pasar saat ini tertuju pada rilis data pertumbuhan PDB kuartal kedua 2017 yang diperkirakan naik tipis ke 5,07 persen (year on year)," kata Rangga, Senin (7/8).
Ia menambahkan bahwa Bank Indonesia yang memberikan sinyal adanya peluang untuk pelonggaran kebijakan moneter juga turut dapat membantu apresiasi rupiah melalui penguatan surat utang negara (SUN).
"Situasi itu membuka ruang penguatan rupiah terhadap dolar AS masih tersedia," katanya.
Kendati demikian, lanjut Rangga, data serapan tenaga kerja serta tingkat pengangguran di Amerika Serikat yang relatif baik menahan apresiasi rupah lebih tinggi. Tingkat pengangguran AS turun ke 4,3 persen dari 4,4 persen di Juli 2017.