Sabtu 05 Aug 2017 07:02 WIB

Sampai Akhir Juli 2017, Kredit Perbankan Masih Loyo

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Nur Aini
Kredit macet (ilustrasi).
Foto: Republika/M Syakir
Kredit macet (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) menyatakan, pertumbuhan kredit sampai akhir Juli 2017 masih belum menggembirakan. Namun, pertumbuhan kredit nasional ditargetkan bisa membaik di semester II tahun ini.

"Diharapkan pertumbuhan kredit semester II bisa sampai dua digit. Walau pada Juni masih satu digit," ujar Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus DW Martowardojo kepada wartawan, di Gedung BI, Jakarta, Jumat (4/8).

Menurutnya, belanja pemerintah untuk infrastruktur akan meningkat pada semester II. Dengan begitu bisa mendorong pertumbuhan kredit perbankan.

Meski begitu, Agus mengungkapkan, permintaan masyarakat agak lemah sampai Juni. Hal itu turut memengaruhi lambatnya pertumbuhan kredit. "Korporasi di Indonesia masih banyak yang sedang lakukan konsolidasi, tapi kita harapkan semuanya membaik di semester II," tuturnya.

Kondisi perbankan, katanya, juga akan membaik. Apalagi bila rasio kredit bermasalah atau Nonperforming Loan (NPL) dapat dikendalikan. "Mereka (perbankan) cukup hati-hati. Kalau membaik, kita lihat potensi ekonomi Indonesia di semester II akan membaik juga," kata Agus.

Berdasarkan catatan Bank Indonesia, kredit perbankan yang disalurkan hingga Mei 2017 menjadi Rp 4.453 triliun atau 8,6 persen lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang tumbuh 9,4 persen. Berdasarkan jenis penggunaan, perlambatan pertumbuhan kredit perbankan terjadi pada Kredit Modal Kerja (KMK) dan Kredit Investasi (KI).

Kredit modal kerja tercatat sebesar Rp 2.050 triliun atau naik 8,5 persen lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang tumbuh 10 persen. Sedangkan kredit investasi mengalami perlambatan pertumbuhan dari 8 persen pada April 2017 menjadi 7,9 persen. Pertumbuhan KMK melambat terutama disebabkan oleh sektor industri pengolahan dan sektor perdagangan, hotel, dan restoran yang masing-masing tumbuh melambat dari 29,2 persen dan 9,8 persen menjadi sebesar 28,9 persen dan 6,6 persen. Sejalan dengan itu, perlambatan pertumbuhan KI terutama terjadi pada sektor perdagangan, hotel dan restoran yang masing-masing tumbuh melambat dari 5,7 persen dan 9,3 persen menjadi 4,7 persen, dan 8,2 persen pada Mei 2017.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement