REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Menteri Pertanian Republik Indonesia, Amran Sulaiman, meminta seluruh gubernur dan bupati se-Sulawesi fokus terhadap program khusus tanaman perkebunan dan hortikultura. Dia menyebut, Presiden Joko Widodo secara khusus menanyakan kepadanya terkait fokus program berikutnya setelah padi, jagung, dan kedelai (pajale).
Di depan para kepala daerah, dia memberikan gambaran strategis komoditas tanaman rempah dan hortikultura yang selama ini terabaikan. Misalnya, lada atau merica, dalam satu hektare bisa menghasilkan Rp 200 juta per tahun.
Rempah-rempah merupakan faktor penarik minat penjajah datang dan menguasai Nusantara. Indonesia menjadi bagian sejarah dunia karena rempah-rempah. "Untuk itu dalam kurun lima hingga sepuluh tahun dari sekarang mari kerja, kerja, kerja. Kita rebut kembali kejayaan negeri ini dengan mengembangkan tanaman rempa dan hortikultura," ujar Amran dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Senin (31/7).
Dia juga memaparkan kondisi pertanian indonesia yang mendapat apresiasi dari lembaga-lembaga internasional. Bahkan beberapa negara tetangga terkaget-kaget sejak nilai impor pangan Indonesia turun drastis seperti beras hingga saat ini tidak ada impor atau nol. Jagung dulu setiap tahun Indonesia impor 3,6 juta ton dari Amerika dan Argentina, sekarang lagi. Bahkan tahun lalu Indonesia ekspor 250 ribu ton ke Pilifina.
Amran menyebut, cabai dan bawang juga sudah tidak impor lagi. "Bawang putih dalam waktu dua atau tiga tahun ke depan kita akan swasembada. Dari tiga target pemerintah, kita malah bisa selesaikan empat target selesai sebelum tiga tahun kabinet kerja," ujarnya.
Menurut Amran, keberhasilan capaian pembangunan pertanian ini adalah hasil kerja keras para pemimpin daerah. "Suksesnya semua program ada di tangan Bapak Ibu sekalian, kalau ada yang tidak sukses biarlah itu jadi tanggung jawab Menteri Pertanian," kata dia.
Anggaran khusus yang dialokasikan untuk perkebunan dan holtikultura di Indonesia sebesar Rp
5,5 triliun. Dia meminta para kepala dinas agar bekerja keras. Setiap kabupaten diminta fokus pada satu komoditas apakah lada, kopi, atau pala dan memastikan para petani dapat mengerjakan usaha kebun rempah yang akan mensejahterakan keluarganya. "Rp 300 miliar yang dialokasikan untuk pengembangan tanaman rempah dan hortikultura se-Sulawesi ini terlalu kecil, coba dicari kembali daerah potensi dan petani kita," kata Amran.
Kapolda Sulawesi Selatan, Irjen Pol Muktiono, mengatakan bahwa kepolisian tidak akan kompromi terhadap oknum-oknum yang mengacaukan serta mengambil keuntungan tidak wajar dari petani. Pangdam XIV, Hasanuddin, mengapresiasi jajaran Kodim, Babinsa, dan bupati serta kepala dinas di Kabupaten Sidrap yang menempati urutan terbaik kabupaten se-Sulawesi dalam peningkatan produksi melalui luas tambah tanam dan serap gabah 2016-2017. "Jangan dipertanyakan lagi keterlibatan TNI dalam usaha tani. Kami menganggap semua yang mengkritisi keterlibatan TNI agar mau belajar dan melihat langsung sinergitas TNI dan petani," ujarnya.