REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi investasi sepanjang semester pertama 2017 mencapai Rp 336,7 triliun, naik 12,9 persen dibanding capaian pada periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 298,1 triliun.
"Sepanjang Januari-Juni 2017 atau Semester I-2017 realisasi investasi mencapai Rp 336,7 triliun atau 49,6 persen dari target realisasi investasi 2017 sebesar Rp 678,8 triliun," kata Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal BKPM Azhar Lubis di Jakarta, Rabu (26/7).
Azhar merinci realisasi penanaman modal asing (PMA) pada periode tersebut sebesar Rp 206,9 triliun dan penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar Rp 129,8 triliun dengan penyerapan tenaga kerja sebesar 345.323 orang. Ada pun secara hitungan kuartal II-2017 atau April-Juni 2017, capaian realisasi investasi Rp 170,9 triliun, naik 12,7 persen dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya sebesar Rp 151,6 triliun. Secara rinci, capaian PMA sebesar Rp109,9 triliun dan PMDN sebesar Rp 61 triliun. "Melihat data ini di mana sudah 49,6 persen target tercapai, kami optimistis target total realisasi investasi Rp 678,8 triliun akan tercapai," katanya.
Kepala BKPM Thomas Trikasih Lembong mengatakan terjadi pemulihan pada kuartal kedua dibanding kuartal pertama tahun ini dari Rp 165,8 triliun menjadi Rp 170,9 triliun (naik 3,1 persen). Hal itu, menurut dia, terjadi karena ada sejumlah investasi besar yang dapat rampung pada kuartal kedua 2017. "Dugaan saya proyek-proyek itu cukup signifikan terhadap angka realisasi," katanya.
Kendati demikian, Tom, sapaan akrab Thomas, menilai perbandingan data capaian tahun ke tahun lebih signifikan menunjukkan tren dibandingkan data kuartal ke kuartal. "Angka year on year trennya jelas bahwa investasi bertumbuh. Tentu masih banyak peluang potensi untuk memperbaiki laju pertumbuhan," katanya.
Meski tidak memungkiri adanya kendala investasi menyusul kekecewaan Presiden Jokowi terhadap sejumlah peraturan menteri pada sidang kabinet Senin (24/7), Tom mengaku kendala tersebut masih bisa diperbaiki.
"Namun, syukur sejauh ini tren investasi masih menunjukkan tren lumayan," ungkapnya.