REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Sofyan Bashir menyebut konsumsi listrik selama semester satu 2017 mengalami peningkatan sebanyak 2,5 persen.
"Konsumsi tumbuh, tapi tidak signifikan, 2,5 persen hampir 3 persen," ujarnya, usai acara Forum Bisnis PLN di Hotel Mulia Jakarta, Jumat (21/7).
Menurut Sofyan, salah satu faktor yang mendorong peningkatan konsumsi tersebut yakni karena pembelian produksi listrik yang juga meningkat. Ini karena PLN memang sedang menjalankan program diskon 50 persen bagi pelanggan yang menambah daya listrik di rumah mereka. Kendati begitu, Sofyan tak menyebut ada berapa pelanggan yang sudah memanfaatkan program diskon itu. "Yang pasti, pertumbuhan ekonomi kalau dibandingkan dengan pertumbuhan listrik, listrik lebih baik."
Ditemui di lokasi yang sama, Kepala Satuan Unit Komunikasi Korporat Perusahaan Listrik Negara (PLN) I Made Suprateka mengatakan bahwa konsumsi listrik akan terus meningkat seiring dengan bertambahnya kapasitas produksi PLN. Penambahan kapasitas itu berasal dari pembangkit-pembangkit listrik baru yang sudah beroperasi.
Menurut Made, selain program pembangkit listrik proyek nasional berkapasitas 35 ribu megawatt, PLN juga membangun pembangkit listrik bertenaga mesin gas. Pembangkit model ini hanya membutuhkan waktu pengerjaan fisik selama 7-9 bulan. Karenanya, dalam waktu kurang dari satu tahun, tambahan daya listrik sudah dapat tersedia.
Sepanjang 2016 lalu, PLN mencatat penjualan listrik sebesar 216 Terawatt-Hour (TWh). Angka ini meningkat 6,5 persen jika dibanding penjualan tahun 2015 sebesar 202,8 TWh.