Rabu 19 Jul 2017 15:12 WIB

Fintech Modalku Luncurkan Aplikasi Alternatif Investasi

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Nur Aini
Fintech (ilustrasi)
Foto: flicker.com
Fintech (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan financial technology (fintech) bersistem peer to peer (P2P) lending Modalku meluncurkan aplikasi mobile alternatif investasi. Aplikasi bernama 'Modalku' itu dapat melayani transaksi dari pendaftaran sampai pendanaan di mana pun dan kapan pun melalui smartphone.

Co-Founder dan CEO Modalku Reynold Wijaya menjelaskan, pemberi pinjaman Modalku yang telah terdaftar bisa langsung melakukan aktivitas investasi alternatif. "Hal itu karena, aplikasi Modalku memiliki fitur 'Pendanaan Otomatis'. Jadi pemberi pinjaman dapat mendanai pinjaman Usaha Kecil dan Menengah (UKM) sesuai preferensi, mulai dari tingkat pengembalian, jangka pinjaman, dan alokasi per pinjaman yang diinginkan," ujarnya di Jakarta, Rabu (19/7).

Ia menuturkan, fitur tersebut didesain khusus untuk pencari alternatif investasi aktif. Dengan pendanaan otomatis, maka aplikasi Modalku otomatis menghasilkan pendapatan pasif bagi pemberi pinjaman tanpa harus mengurus alokasi dana ketika ada alternatif investasi menarik. Fitur Pendanaan Otomatis juga memudahkan diversifikasi portofolio serta mengontrol risiko.

Proses registrasi untuk pemberi pinjaman dibuat pula cepat dan mudah, bahkan sebagian otomatis. "Contohnya, saat pengguna mengisi kode pos, secara otomatis akan terisi detail alamat aplikasi," ujar Reynold.

Aplikasi Modalku, katanya, dilengkapi notifikasi setiap kali pinjaman UKM siap didanai. Selain itu, terdapat juga pemberitahuan saat saldo rendah agar pemberi pinjaman tidak kehilangan kesempatan beraktivitas alternatif investasi.

"Modalku menawarkan win-win relationship bagi para pelanggan kami, baik UKM di Indonesia maupun pencari alternatif investasi. Melalui platform kami, pemberi pinjaman bisa mendanai UKM dengan jumlah Rp 1 juta per pinjaman," tutur Reynold.

Nantinya, pemberi pinjaman akan mendapat return setiap bulan. Return tersebut diklaim lebih tinggi dibandingkan deposito dan obligasi. Dengan begitu, kata Reynold, aplikasi ini memperbesar akses ke P2P lending bagi pencari alternatif investasi di Tanah Air.

Saat ini, ia menuturkan, jumlah pemberi pinjaman di Modalku lebih banyak dibandingkan penerima pinjamannya. Hanya saja Reynold enggan menyebutkan jumlah pastinya. "Makanya selalu coba kita seimbangkan. Pemberi pinjaman kan supply, penerima pinjaman itu demand. Kalau supply lebih tinggi maka demand-nya kita genjot. Sebaliknya pun begitu," katanya.

Sampai hari ini, Modalku telah menyalurkan pembiayaan lebih dari Rp 215 miliar ke 400 UKM. Sebelumnya, pada Desember 2016, penyalurannya baru Rp 50 miliar. Pertumbuhan yang signifikan itu, didukung oleh tingkat rasio kredit bermasalah (Nonperforming Loan/NPL) yang sangat kecil bahkan hampir tidak ada. "Di Indonesia NPL kami hanya 0,1 persen bahkan hampir nggak ada," ujar Reynold.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement