Senin 03 Jul 2017 13:15 WIB

Lebaran Kerek Laju Inflasi Juni 0,69 Persen

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Nidia Zuraya
Inflasi, ilustrasi
Foto: Pengertian-Definisi.Blogspot.com
Inflasi, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Musim Lebaran ikut mempengaruhi tingkat inflasi selama Juni 2017. Badan Pusat Statistik (BPS) merilis, nilai inflasi Juni lalu sebesar 0,69 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 129,72.

Pada Mei lalu, inflasi tercatat sebesar 0,39 persen, lebih rendah dibanding inflasi Juni 2017. Dari 82 kota yang disurvei, 79 kota di antaranya mengalami inflasi dan hanya 3 kota yang mengalami deflasi.

Inflasi tertinggi terjadi di Tual, Maluku dengan nilai 4,48 persen dan terendah terjadi di Merauke, Papua dengan angka 0,12 persen. Sementara deflasi tertinggi dialami oleh Singaraja, Bali dengan angka 0,64 persen dan deflasi terendah di Denpasar, Bali dengan nilai 0,001 persen.

Ketua BPS Suhariyanto menyebutkan, inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya seluruh indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok bahan makanan sebesar 0,69 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,39 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,75 persen, kelompok sandang sebesar 0,78 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,34 persen, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 0,07 persen, dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 1,27 persen.

Sementara itu, tingkat inflasi tahun kalender (Januari–Juni) 2017 sebesar 2,38 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Juni 2017 terhadap Juni 2016) sebesar 4,37 persen.

Komponen inti pada Juni 2017 mengalami inflasi sebesar 0,26 persen. Tingkat inflasi komponen inti tahun kalender (Januari–Juni) 2017 mengalami inflasi sebesar 1,59 persen dan tingkat inflasi komponen inti tahun ke tahun (Juni 2017 terhadap Juni 2016) sebesar 3,13 persen.

Suhariyanto menjelaskan, dengan andil terhadap inflasi sebesar 0,14 persen, bahan-bahan pangan yang bergejolak di tahun lalu justru terpantau stabil pada Lebaran kali ini. Inflasi kali ini, lanjutnya, terjadi lebih karena kenaikan harga sayur mayur, ikan segar, bawang merah, dan daging ayam ras. Berkaitan dengan Lebaran juga, kenaikan harga kue kering yang menjadi sajian favorit untuk Lebaran memberikan andil terhadap inflasi sebesar 0,01 persen.

Sementara itu, kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar yang mengalami inflasi 0,75 persen memberikan andil inflasi 0,18 persen. Tingkat inflasi pada kelompok ini dominan karena penyesuaian tarif listrik 900 VA dan tarif air minum PAM.

"Sementara sandang, untuk baju muslim misalnya, memberikan adik inflasi 0,05 persen," ujar Suhariyanto di Kantor Pusat BPS, Senin (3/7).

Di sisi transportasi, andil inflasi yang diberikan sebesar 0,23 persen, dengan penyumbang utama yakni tarif angkutan udara 0,12 persen. "Cari tiket susah harga naik, semua mau beli. Tarif angkutan antar kota bus mengalami peningkatan andil 0,08 persen, dan tarif KA andilnya 0,01 persen," ujarnya.

Artinya, lanjut Suhariyanto, pola yang teramati dalam periode Lebaran pada Juni lalu memberikan penjelasan bahwa inflasi kali ini lebih disebabkan oleh harga yang diatur oleh pemerintah, seperti penyesuaian tarif listrik 900 VA pada Mei lalu. Sementara untuk harga yang bergejolak, termasuk harga bahan pangan strategis, harga justru terpantau stabil atau tidak mengalami kenaikan yang signifikan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement