Rabu 28 Jun 2017 01:47 WIB

Pertumbuhan Asuransi Syariah Masih Stagnan, Ini Penyebabnya!

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Budi Raharjo
Ketua Umum Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Hendrisman Rahim.
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Ketua Umum Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Hendrisman Rahim.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA --Ketua Umum Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Hendrisman Rahim menilai, perkembangan asuransi jiwa syariah masih stagnan. Menurut dia, 20 tahun lalu ketika asuransi syariah mulai diwancanakan, dan memiliki ambisi bisa lebih besar dari Malaysia selama 15 tahun, tidak ada perkembangan berarti.

''Tapi nyatanya sampai hari ini belum bisa bersuara banyak,'' kata Hendrisman, di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Ia menjelaskan, ada banyak hal yang menyebabkan asuransi syariah tidak berkembang. Salah satunya adalah karena kurangnya kampanye atau sosialisasi terhadap sistem syariah.

Selain itu, meski mayoritas penduduk di Indonesia beragama Islam. Namun tidak otomatis umat Islam tertarik untuk membeli produk syariah. ''Jadi perlu penelaahan lebih jauh, kalau kita lihat beberapa pemerintahan mencoba mengembangkan ekonomi syariah, tidak hanya asuransi, tapi juga industri keuangan syariah,'' ucap Hendrisman.

Oleh karena itu, lanjut dia, agar asuransi syariah bisa berkembang, mereka mesti memiliki asosiasi sendiri, terpisah dari AAJI. Selain itu, asuransi syariah di Indonesia saat ini masih bersifat divisi di suatu perusahaan asuransi. ''Kita tahun lima ke depan harus dipisah. Sementara waktu ini jadi satu,'' ujar Hendrisman.

sumber : Center
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement