Jumat 19 May 2017 09:45 WIB

Indonesia-Suriname Tingkatkan Kerja Sama Industri Kecil dan Menengah

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nidia Zuraya
Pengunjung melihat sepatu kulit yang dijual dalam pameran produk unggulan Industri Kecil dan Menengah (IKM) di Plasa Pameran Industri, Kementerian Perindustrian, Jakarta, Selasa (16/6).(Republika/Agung Supriyanto)
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Pengunjung melihat sepatu kulit yang dijual dalam pameran produk unggulan Industri Kecil dan Menengah (IKM) di Plasa Pameran Industri, Kementerian Perindustrian, Jakarta, Selasa (16/6).(Republika/Agung Supriyanto)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia dan Suriname akan meningkatkan kerja sama di sektor industri kecil dan menengah (IKM). Peluang ini diharapkan dapat memperluas pasar ekspor produk Indonesia ke negara-negara di Amerika Selatan, karena bersebelahan dengan Suriname.

“Suriname bisa menjadi hub untuk ekspor produk Indonesia ke Amerika. Misalnya, produk furnitur yang banyak diminati pasar di sana. Apalagi, di Suriname banyak bahan baku kayu, diharapkan industri furnitur Indonesia bisa ekspansi ke Suriname,” kata Dirjen IKM Kementerian Perindustrian Gati Wibawaningsih dalam siaran pers yang diterima Republika, Jumat (19/5).

Menurut Gati, pemerintah Indonesia tengah memberikan perhatian lebih kepada pengembangan IKM sebagai upaya mendorong program prioritas tahun ini dalam pemerataan pembangunan ekonomi. Dalam hal ini, Kementerian Perindustrian telah meluncurkan program e-Smart IKM dengan memanfaatkan teknologi digital untuk mempermudah produk lokal menembus pasar global.

“Dalam memperkuat kualitas produk IKM termasuk yang tergabung dalam e-Smart IKM, kami akan melakukan serangkaian pembinaan bagi IKM dalam negeri melalui fasilitasi penguatan sumber daya manusia dengan program kegiatan bimbingan teknis, pendampingan dan sertifikasi,” ujar Gati. 

Selain itu, juga dilakukan pemberian bantuan mesin dan peralatan, peningkatan kemampuan Unit Pelayanan Teknis, serta penumbuhan wirausaha baru IKM. Sebelumnya Menteri Perindustrian Republik Indonesia Airlangga Hartarto menyatakan, program e-smart IKM merupakan salah satu upaya memperluas pasar di dalam rantai nilai dunia dan menghadapi era Industry 4.0. Pemanfaatan teknologi digital dapat memacu produktivitas dan daya saing bagi IKM, sehingga mampu menembus pasar ekspor melalui program e-smart IKM.

Duta Besar Indonesia untuk Suriname Dominicus Supratikto mengatakan, banyak potensi IKM di Suriname yang bisa dikembangkan sehingga perlu kerja sama dengan Indonesia. Dia menambahkan, Suriname memiliki pameran rutin tahunan yang bertajuk Indofair, yang selama ini menjadi ajang untuk menampilkan produk-produk dan berbagai kesenian tradisional Indonesia.

Kegiatan ini digelar selama enam minggu melalui kerja sama Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Suriname dan Komunitas Masyarakat Jawa Suriname atau Vereniging Herdenking Javaanse Immigratie (VHJI). “Kami membutuhkan tenaga ahli dari Indonesia yang bisa melatih pelaku IKM di Suriname agar makin produktif dan hasilnya berkualitas,” ujar Supratikto. 

Sementara itu Presiden Komisaris Trustbank N.V. James Rasam mengatakan, Trustbank telah bermitra dengan beberapa bank dan organisasi perbankan Islam di seluruh dunia. Dia berharap, kerja sama bilateral nanti sekaligus akan mendorong generasi muda untuk menekuni bisnis startup di semua sektor industri. 

“Kami mengadopsi sistem baru dari perbankan syariah. Kami mendukung IKM kedua negara untuk kerja sama,” kata James.

Beberapa pengusaha Suriname telah menyatakan minat untuk bermitra dengan pengusaha Indonesia dalam mengembangkan IKM makanan dan kerajinan di Suriname. Mereka ingin mengetahui bahan baku dan teknologi yang digunakan oleh pengusaha di Indonesia. Bahkan, TV Garuda Suriname telah bekerja sama dengan J-TV (TV lokal di Surabaya) untuk penayangan program kesenian Jawa karena Suriname memiliki komunitas keturunan Jawa terbesar di Amerika Selatan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement