REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) melakukan kajian lanjutan proyek migas laut dalam (Indonesian Deep Water Development/IDD) di Indonesia. Senior Vice President Policy, Government and Public Affairs CPI Yanto Sianipar mengatakan hal tersebut merespon kondisi global saat ini.
"Untuk tahap kedua sedang dalam proses karena ada opportunity baru, disesuaikan dengan kondisi harga minyak sekarang dan perubahan informasi. Dalam waktu dekat bisa selesai studinya," kata Yanto di kantornya, di Jakarta, Selasa (16/5).
Pada tahap pertama, proyek IDD Chevron di lapangan Bangka, Kalimantan Timur memproduksi gas sekitar 100 juta kaki kubik per hari dan kondensat 4.000 barel per hari (bph). Kajian mengenai kelanjutan operasi proyek yang terletak di selat Makassar itu masih berlangsung.
"Mengenai perpanjangan kontrak, capital, produksi, desain engineering itu akan dipastikan setelah studi selesai," ujar Yanto.
Pada 2016 produksi CPI memenuhi target yakni 250 ribu barel setara minyak per hari (boepd). Beberapa lapangan eksisting dalam pemeliharaan insentif untuk menahan kapasitas produksi ke depan.
Selanjutnya mengenai lapangan Rokan, di Riau, Yanto belum memastikan mengenai kelanjutan operasi. Kontra blok tersebut berakhir pada 8 September 2021. Pada 2016, produksi minyaknya mencapai 256 ribu bph.
"Kami berkomitmen untuk produksikan rokan semaksimal mungkin dengan biaya seefisien mungkin," ujarnya.