Senin 15 May 2017 19:00 WIB

Surplus Neraca Perdagangan Diyakini Dorong Pertumbuhan Ekonomi

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Nur Aini
Kapal Kargo pengangkut kontainer komiditi ekspor (ilustrasi)
Foto: sustainabilityninja.com
Kapal Kargo pengangkut kontainer komiditi ekspor (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah meyakini kinerja perdagangan Indonesia yang masih mempertahankan tren surplusnya bisa terus berlanjut sepanjang tahun ini. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menyebutkan, meski secara bulan ke bulan pertumbuhan nilai ekspor dan impor Indonesia mengalami penurunan, tetapi paling tidak nilanya masih jauh lebih belik dibanding kinerja perdagangan tahun lalu. Bahkan, kata dia, surplus yang dicapai April 2017 sebesar 1,24 miliar dolar AS masih lebih tinggi dibanding nilai surplus pada April tahun lalu sebesar 876 juta dolar AS.

"Ekspor kita naik, walau naiknya dibanding Maret 2017 sih nggak (mengalami kenaikan). Namun kalau yoy (tahun ke tahun) justru naiknya bagus. Apalagi terhadap Januari-April, naiknya bagus," ujar Darmin di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Senin (15/5).

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan, neraca dagang secara kumulatif Januari hingga April 2017 ini sebesar 5,32 miliar dolar AS yang terdorong oleh surplus sektor nonmigas sebesar 8,56 miliar dolar AS dan defisit sektor migas sebesar 3,23 miliar dolar AS. Sementara tahun lalu, surplus secara kumulatif Januari hingga April 2016 'hanya' sebesar 2,64 miliar dolar AS separuh dari capaian surplus neraca perdagangan kumulatif hingga April 2017.

"Jadi itu modal yang bagus untuk menaikkan penerimaan masyarakat dan mendorong pertumbuhan ekonomi," kata Darmin.

Neraca perdagangan Indonesia kembali mencatatkan surplus pada April 2017. Kinerja perdagangan kali ini melanjutkan surplus yang sudah terjadi sejak tahun lalu, bahkan nilai surplusnya lebih tinggi dibanding nilai surplus yang terjadi tahun lalu. Badan Pusat Statistik (BPS) merilis, nilai neraca perdagangan Indonesia pada April 2017 mengalami surplus 1,24 miliar dolar AS. Rinciannya, surplus sektor nonmigas sebesar 1,87 miliar dolar AS, sementara neraca perdagangan sektor migas mengalami defisit sebesar 0,63 miliar dolar AS.

Dilihat dari sisi volume perdagangan, neraca volume perdagangan Indonesia mengalami surplus hingga 31,38 juta ton pada April 2017. Kepala BPS Suhariyanto menyebutkan, surplus volume dagang ini didorong oleh surplus sektor nonmigas hingga 32,13 juta ton. Sementara neraca volume dagang sektor migas defisit sampai 0,75 juta ton.

Meski begitu, surplus neraca dagang kali ini diwarnai oleh sempat menurunnya nilai ekspor dan impor Indonesia pada April 2017 dibanding Maret bulan sebelumnya. Suhariyanto menyebutkan, nilai ekspor Indonesia pada April 2017 mencapai 13,17 miliar dolar AS. Angka ini turun 10,3 persen dibanding raihannya pada Maret 2017 lalu. Sedangkan ekspor nonmigasnya tercatat 12,19 miliar dolar AS, juga turun 7,43 persen dibandingkan Maret 2017.

Perlambatan kinerja juga terjadi di sisi impor, di mana nilai impor Indonesia pada April 2017 tercatat sebesar 11,93 miliar dolar AS. Angka ini turun 10,2 persen dibanding Maret 2017. Sementara impor nonmigas juga melorot 6,26 persen dibandingkan Maret 2017. Nilai impor nonmigas Indonesia para April 2017 tercatat sebesar 10,32 miliar dolar AS.

Meski begitu, baik dari sisi ekspor atau impor, semuanya masih mengalami pertumbuhan positif jika dibandingkan dengan capaiannya di April tahun lalu. Ekspor Indonesia masih naik 12,63 persen secara tahun ke tahun (yoy), bahkan untuk ekspor nonmigas juga masih mengalami pertumbuhan 12,89 persen yoy. Hal yang sama juga terjadi untuk impor, di mana kinerja impor April 2017 masih mengalami pertumbuhan positif 10,31 persen yoy, dan impor nonmigas juga tumbuh 9,16 persen yoy.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement