Senin 08 May 2017 13:58 WIB

Malaysia Berguru ke Indonesia Mengenai Proyek LRT yang Efisien

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Nidia Zuraya
Pengunjung melihat bagian dalam purwarupa Light Rail Transit (LRT) Metro Kapsul di pedestrian Alun-alun Bandung, Jawa Barat, Kamis (6/4).
Foto: Antara/Agus Bebeng
Pengunjung melihat bagian dalam purwarupa Light Rail Transit (LRT) Metro Kapsul di pedestrian Alun-alun Bandung, Jawa Barat, Kamis (6/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Adhi Karya (Persero) mengembangkan kerja sama dengan luar negeri dengan mengembangkan teknik U Shape untuk mengebut pekerjaan konstruksi. Teknologi khusus untuk membuat LRT ini dijadikan oleh Adhi Karya untuk mengembangkan bisnis.

Kepala Divisi Konstruksi LRT Adhi Karya Imannudin Satia mengatakan teknologi U Shape ini sedang dipromosikan oleh Adhi Karya ke sejumlah negara tetangga. Iman mengatakan  salah  ekspansi dengan teknologi U Shape sedang dikerjakan dengan Malaysia.

Imanuddin mengatakan teknologi U Shape yang diadaptasi dari Prancis memberikan keuntungan yang sangat signifikan, termasuk salah satunya pada kecepatan pembangunan yang mampu dikebut kurang dari empat tahun.

"Dengan teknologi U Shape yang kita pakai, dari segi waktu ini masih akan yang tercepat di dunia nantinya. Kalau ini selesai di awal 2019," ujar Imanuddin melalui keterangan tertulisnya yang diterima Republika, Senin (8/5).

Iman mengatakan saat ini pihak Malaysia sedang membangun LRT fase 3 nya. Ia mengatakan ini peluang yang baik bagi pemerintah Indonesia untuk bisa bekerj asama  dengan Malaysia untuk membangun LRT.

"Kecepatan pembangunan yang dihasilkan menggunakan teknologi U Shape girder yang dimiliki Adhi Karya ini membuat pihak Malaysia tertarik untuk menggunakan teknologi serupa," ujar Iman.

President & Grup CEO of Senior President of Prasarana Malaysia Berhad Dato Sri Azmi Bin Abdul Aziz mengatakan ke depannya akan ada hubungan kerja sama yang saling menguntungkan antara Indonesia-Malaysia.

Menurutnya, Malaysia bisa belajar dari Indonesia mengenai efisiensi (pengurangan biaya) dengan penggunaan produk lokal untuk membangun LRT. Selain itu, Malaysia juga bisa mencontoh bagaimana caranya memanfaatkan tenaga kerja lokal dalam pembuatan LRT.

"Malaysia ada pengalamannya sendiri, Indonesia ada pengalamannya sendiri, yang bisa kita saling bertukar atau sharing. Pelajarannya bagaimana kita memaksimalkan kemampuan lokal untuk membangun sebuah LRT," ujar Sri Azmi.

Sri Azmi melanjutkan, pihaknya akan terus memperkuat hubungan kerja sama antara Malaysia dan Indonesia. Bahkan pihaknya juga mengatakan, tidak menutup kemungkinan jika ke depannya, Malaysia akan menggandeng PT Adhi Karya untuk potensi-potensi yang menarik guna kepentingan masyarakat dari kedua negara tersebut.

"Setelah ini kita akan mengajak Adhi Karya untuk potensi-potensi ke depan. Mungkin Adhi Karya bisa menjalin kerja sama atau tertarik berinvestasi di Malaysia. Semua ini untuk memajukan dan meningkatkan hubungan kerja sama untuk kepentingan rakyat kedua negara," ujar Sri Azmi

Sementara itu, menurut Chairman of Suruhan Jaya Pengangkutan Awam Darat (SPAD) Malaysia Syed Hamid, Indonesia khususnya Jakarta telah lebih dahulu berpengalaman dalam melaksanakan pembangunan proyek LRT menggunakan teknologi U-Shape Girder. Hal ini terkait dengan konsultan SYSTRA yang turut mendesain U-Shape Girder untuk LRT3 di Malaysia.

Pemerintah Malaysia membuka peluang kerja sama dengan Indonesia khususnya untuk menggaet PT Adhi Karya (Persero) sebagai kontraktor pada proyek pembangunan Light Rail Transit (LRT) 3 di Malaysia.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement