Sabtu 06 May 2017 01:03 WIB

Istana Klarifikasi Jurnalis Media Cina yang Keliru Kritik Jokowi

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Ilham
Presiden Joko Widodo (Jokowi)
Foto: ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Presiden Joko Widodo (Jokowi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pihak kepresidenan RI mengkritik artikel jurnalis South China Morning Post mengenai pernyataan Presiden Joko Widodo terkait Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia yang berada di peringkat ketiga dunia. Pihak Istana menegaskan maksud Presiden adalah peringkat ketiga negara G20.

"Menanggapi artikel Jake Van Der Kamp di South China Morning Post 1 Mei 2017, perlu kami jelaskan bahwa Presiden Joko Widodo mengutarakan angka perbandingan pertumbuhan ekonomi dalam konteks posisi Indonesia di antara negara-negara anggota G-20," ujar Kepala Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden, Bey Machmudin dalam siaran pers resmi yang diterima Republika.co.id, Jumat (5/5).

Bey menjelaskan, pada saat Jokowi berbicara tentang peringkat pertumbuhan ekonomi Indonesia, di layar sedang terpampang tayangan mengenai pertumbuhan ekonomi negara-negara G-20 yang menunjukkan Indonesia berada pada posisi ke-3 setelah India dan RRT. Inilah konteks penjelasan Jokowi kepada sekitar 5.000 warga Indonesia yang hadir di Asia World Expo, Hong Kong, 30 April 2017.

Dalam artikelnya, Van Der Kamp menyatakan, Jokowi keliru karena peringkat Indonesia bukan ketiga, melainkan ke-13 di dunia. Bey menegaskan bahwa kritik ini justru yang keliru. Van Der Kamp tidak mengetahui latar belakang penjelasan Jokowi dan kemungkinan besar tidak hadir di ruangan saat Presiden Joko Widodo menjelaskan tayangan itu.

"Van Der Kamp sudah mengambil kesimpulan yang sangat keliru tanpa memahami konteks pembicaraannya," kritik Bey.

Terkait kekeliruan ini pihak istana telah mengirimkan penjelasan ini melalui surat elektronik kepada pihak South China Morning Post untuk segera dimuat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement