REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- ThreadSol, pelopor Enterprise Management Material, menggelar edisi pertama dari ‘Apparel Tech-Up’ di Hotel Kempinski, Jakarta 19 April lalu. Acara yang dihadiri para pemain terbaik pada bidang manufaktur garmen, pembeli, dan teknokrat ini bertujuan mengeksplorasi beberapa hal penting yang dapat memberikan wawasan mengenai peran teknologi bagi pengusaha pabrik garmen di Indonesia. Hal ini dilakukan agar mereka mampu bersaing secara pembiayaan dengan tiga cara yakni mengoptimisasikan sumber daya, menurunkan biaya produksi, dan meningkatkan hasil produksi.
Ketua Umum dari Asosiasi Pertekstilan Indonesia dan Ketua Departemen Tekstil, Pakaian dan Sepatu dari Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia, Ade Sudrajat, mengungkapkan meskipun tingkat ekspor pada tahun 2016 menurun sebanyak 3,2 persen, ia sangat optimistis akan terjadi peningkatan pada industri pertekstilan. "Awal tahun 2017 telah terlihat peningkatan dari jumlah pemesanan, hal ini akan menjadi awal yang baik dan akan terus meningkat," ujarnya dalam siaran pers, Selasa (2/5).
Diskusi panel tersebut membahas mengenai kondisi tren sumber daya yang sedang terjadi, serta dampaknya ke industri pakaian di Indonesia dan bagaimana peran teknologi untuk menjadi sebuah solusi bagi industri-industri di Indonesia untuk tetap dapat bersaing. Sejumlah panelis yang berpartisipasi dalam diskusi ini di antaranya Alit Matai (Operating Partner of SEA Garment Manufacturing Tau Investments), Sanjeev Wadhwa (Director of TMS Fashion), Deepak R Melwani (Owner of PT Nitya Nandha), Praveen Uppal (Technology Consultant), dan Diaz Parzada (Founder of Wilsen Willim & Kostoom.com).
Acara ini juga dihadiri oleh manufaktur garmen seperti PT Busanarameja, PT Pan Brothers, PT Toosan dan lain-lain. Edisi pertama dari ‘Apparel Tech-Up’ disambut dengan antusias oleh para partisipan. “Acara Apparel Tech-Up adalah sebuah inisiatif yang baik untuk networking serta memberikan sebuah pengertian mengenai berbagai isu yang sedang dihadapi setiap hari oleh kami, para manufaktur garmen,” ungkap Timothy selaku General Manager dari PT Pan Brothers.
Secara garis besar, acara ini membahas tema masa depan bagi para pengguna teknologi. Terdapat keyakinan dengan inovasi yang tepat maka hal itu dapat menolong perusahaan-perusahaan pakaian di Indonesia untuk mengubah tantangan menjadi sebuah kesempatan. “Dengan mengantisipasi perubahan dan menempatkan kebutuhan pelanggan dengan dasar teknologi, ThreadSol berkomitmen untuk terus berinovasi dan membantu pelanggan untuk terus berhasil beradaptasi dan bersaing dengan tren industri yang berkembang secara cepat,” ujar Ankit Awasthi selaku ThreadSol Indonesia Country Head.
Berasal dari Singapore, ThreadSol memperlebar sayapnya di Indonesia dengan solusi yang inovatif untuk mengurangi lmbah kain dan meningkatkan profitabilitas produsen pakaian. Sejak tahun 2012, solusi dari Threadsol- intelloCut dan intelloBuy, telah berhasil menghemat 10 persen biaya produksi di lebih dari 90 pabrik di India, Sri Lanka, Vietnam, Cina, Pakistan, Bangaldesh, Jordon, Filipina dan Kamboja. Dalam kurun watu hampur satu tahun beroperasi di Indonesia, ThreadSol telah bekerja sama dengan pabrik-pabrik besar seperti PT Daese Garmin, PT Ameya, PT Pan Brothers dan PT Master Indonesia.