REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dianugerahi penghargaan Tokoh Perubahan Republika 2016 atas upayanya dalam menekan ketimpangan dan mendorong pemerataan melalui kebijakan ekonomi yang ia lakukan. Sri terkenal gencar dalam mengumpulkan pajak demi memenuhi biaya pembangunan, baik infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan.
Sri juga merampungkan program pengampunan pajak yang berjalan sejak Juli 2016 lalu hingga Maret 2017. Baginya, pajak merupakan salah satu jawaban untuk mengatasi ketimpangan pendapatan di Indonesia. Pajak yang diterima dari kelompok kaya akan diputar kembali oleh pemerintah untuk melakukan program pembangunan atau penyaluran bantuan yang menyasar kelompok miskin.
"Pajak itu sangat-sangat penting untuk bisa mengurangi ketimpangan. Karena keuangan negara, APBN itu fungsinya adalah alokasi, distribusi, dan counter cyclical," ujar Sri dalam wawancara khusus yang dilakukan Republika.co.id.
Bagi Sri, sangat penting untuk mengelola Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) di mana hasil penerimaan pajak mengalir ke dalamnya. Ia menjelaskan, dalam APBN 2017 misalnya, terdapat Rp 2080 triliun belanja negara yang harus dilakukan. Dari angka tersebut, penting bagi pemerintah untuk bisa memastikan apakah belanja yang dilakukan benar-benar bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat Indonesia, khususnya kelompok miskin.
"Misalnya, berapa anggaran untuk pendidikan, berapa anggaran untuk kesehatan, berapa anggaran untuk infrastruktur, dan infrastruktur mana yang langsung bisa dinikmati oleh orang miskin?" ujarnya.
Selain itu, lanjut Sri, pemerintahan Presiden Jokowi juga menerbitkan Kartu Indonesia Pintar dan Kartu Indonesia Sehat. Menurutnya, bisa jadi keberadaan kartu-kartu ini tak begitu berarti bagi kelompok masyarakat dengan ekonomi yang serba berkecukupan. Namun, ia menegaskan bahwa bentuk bantuan tunai ini sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat ekonomi lemah yang bahkan berpikir pergi ke dokter di kala sakit saja barangkali tidak mungkin.
"Itu luar biasa pentingnya bagaimana alokasi kita. Makanya beberapa keputusan yang kadang-kadang sulit, karena kelihatanya counter intuitive," katanya.
Sri menilai, semua kebijakan pemerintah tersebut bisa berjalan asalkan penerimaan negara bisa tercukupi. Salah satunya, tentu dengan pajak yang dikumpulkan pemerintah baik dari individu atau perusahaan. Ia mengkritisi bagaimana selama ini masih ada segelintir pemilik harta terbanyak di Indonesia masih dengan mudah melakukan penghindaran pajak. Itu lah mengapa, pemerintah kemudian melakukan amnesti pajak yang bertujuan memberikan pengampunan kepada para pemilik aset yang selama ini disembunyikan. Harapannya, basis pajak menjadi luas dan penerimaan pajak ke depan bisa meningkat.
"Kalau kita bisa efektifkan pajak ini kita bisa mengurangi ketimpangan. Karena kan idenya pajak adalah kalau income Anda makin tinggi Anda masuk dalam tax bracket (pengelompokan tarif pajak berdasarkan rentang pendapatan) yang paling tinggi," katanya.
Selain Sri, sejumlah tokoh lain yang menerima penghargaan Tokoh Perubahan Republika 2016. Tokoh-tokoh inspiratif tersebut di antaranya adalah Mursida Rambe selaku pendiri BMT Beringharjo yang membantu para pedagang di Malioboro dan Pasar Beringharjo dari jerat rentenir, H Artim Yahya sebagai pendiri Koperasi Tani Maju Bersama yang giat memberdayakan para petani dan menjaga kelestarian lingkungan di NTB, dan Nurhayati Subakat, pendiri Wardah Cosmetics, produk asli karya anak bangsa yang mulai mendunia.
Selain itu penghargaan Tokoh Perubahan Republika 2016 juga diberikan kepada Prof Dr M Suyanto MM selaku pendiri Universitas AMIKOM di mana program pengembangan animasinya telah banyak mengharumkan nama Indonesia di kancah dunia, dan Robin Lim sebagai pendiri Yayasan Bumi Sehat yang memberikan layanan persalinan gratis bagi warga kurang mampu.