Senin 17 Apr 2017 11:40 WIB

Analis: Rupiah Masih Berada di Tren Penguatan

Seorang petugas teller menghitung mata uang rupiah.    (ilustrasi)
Foto: Republika/ Yogi Ardhi
Seorang petugas teller menghitung mata uang rupiah. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Senin (17/4) bergerak menguat sebesar 17 poin menjadi Rp 13.263, dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp 13.280 per dolar AS.

Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta mengatakan bahwa mata uang rupiah masih di tren penguatan di tengah pergerakan meski terbatas di tengah kurs di kawasan Asia yang bervariasi terhadap dolar AS. "Isu geopolitik global masih membawa ketidakpastian di pasar keuangan," katanya di Jakarta, Senin (17/4).

Ia menambahkan bahwa pelemahan dolar AS juga seiring dengan pelaku pasar yang merespon inflasi Amerika Serikat yang memburuk. Dipaparkan, inflasi AS turun ke 2,4 persen pada Maret (year on year/YoY) dari 2,7 persen. Inflasi inti turun ke 2,0 persen YoY dari 2,2 persen YoY.

Di sisi lain, lanjut dia, keputusan Presiden AS Donald Trump yang tidak memasukkan Tiongkok sebagai negara yang memanipulasi kursnya menambah alasan bagi dolar AS untuk melemah.

Dari dalam negeri, ia mengatakan, sentimen politik domestik mengenai Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta putaran kedua juga masih menjadi perhatian pelaku pasar uang. "Situasi itu dapat membuka peluang rupiah di jangka pendek," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement