REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT PLN Persero fokus menambah pasokan listrik ke sektor rumah tangga di wilayah Indonesia Timur. Direktur Perencanaan PLN Nicke Widyawati menjelaskan rasio elektrifikasi hingga akhir 2016 sekitar 91 persen.
Nicke menerangkan sisa sembilan persen rasio elektrifikasi terdapat di daerah terluar di timur Indonesia. "Jadi fokusnya beda-beda, kalau Jawa-Bali ke bisnis industri, di Indonesia Timur itu kita dorong ke rumah tangga," katanya saat ditemui di kantor Ditjen Kelistrikan Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (10/4).
Nicke menjelaskan, cara untuk realisasi target itu dengan penambahan kapasitas dan rasio elektrifikasi. Namun, dia mengungkapkan terdapat kendala di lokasi dalam memenuhi target tersebut. "Nggak boleh menggunakan interkoneksi yang panjang, harus offgrid, isolated, dan hybrid," ujarnya.
Jalan yang diambil, kata dia, menggunakan energi baru terbarukan (EBT) dan energi primer disesuaikan dengan alam setempat. Dalam tiga tahun ke depan, PLN menargetkan melistriki 11.500 desa. Sebanyak 2.500 di antaranya belum ada listrik sama sekali, sisanya mendapat pasokan listrik kurang dari enam jam dalam sehari.
Data Kementerian ESDM, terdapat 2.519 desa yang masih gelap gulita, dengan 293.532 rumah. Pada 2017, pemerintah memasang lampu tenaga surya di enam provinsi tertimur dengan 95.729 rumah. Pada 2018, program tersebut meluas ke 15 provinsi dengan 255.250 rumah.
Sementara di sektor industri, Nieke menerangkan ada 85 kawasan yang masuk dalam perencanaan PLN. Pihaknya fokus menyelesaikan proyek pembangkit, gardu induk, dan transmisi hingga 2019 demi menyuplai kebutuhan listrik industri-industri tersebut.
Baca juga: Proyek PLTGU Berkapasitas Terbesar di Asia Tenggara Terancam Batal