Selasa 21 Mar 2017 06:52 WIB

KEIN Dorong Santri Jadi Wirausaha

Santri di pesantren
Foto: Arief Priyoko/Antara
Santri di pesantren

REPUBLIKA.CO.ID, JOMBANG -- Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) mendorong para santri menjadi wirausaha dan berkecimpung di industri kreatif. Menyusul sektor ini semakin banyak menyerap tenaga kerja dan menjadi tren perekonomian global.

"Dari tiga subsektor saja (kuliner, fashion dan kriya), industri kreatif telah mampu menyerap 14,9 juta tenaga kerja pada 2015. Angka ini terus meningkat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya," kata Ketua Pokja Industri Kreatif KEIN Irfan Wahid di Jombang dalam rilisnya, Senin (20/3).

Pihaknya mengungkapkan, data Badan Pusat Statistik (BPS) pertumbuhan industri kreatif masih sangat menjanjikan. Di bidang animasi, misalnya, saat ini baru terpenuhi sekitar 100 animator. Padahal, kebutuhannya lebih dari 1.000 animator per tahun. Contoh lain yaitu ekspor kuliner, fashion dan kriya. Bahkan, pada 2015, nilai ekspornya mencapai 19,3 juta dolar.

Irfan juga mengatakan, Presiden pun juga berharap sektor industri kreatif juga semakin maju. Bahkan, Presiden juga berharap pesantren dapat menopang ekonomi secara nasional. "Keinginan Presiden Jokowi agar pesantren dapat menjadi penopang ekonomi nasional begitu tinggi. Saya mencoba mendorong hal itu melalui sektor industri kreatif dan wirausaha santri," katanya.

Ia menyebut, banyak hal bisa dilakukan oleh para santri untuk belajar menjadi wirausaha. Untuk bisa meraih pasar, produk yang dihasilkan harus berbeda serta ada keunikan tersendiri. Pihaknya juga meminta para santri tidak lekas putus asa dalam mengembangkan usaha mereka. Ia meminta mereka selalu membuka wawasan, tekun dan tidak mudah menyerah.

Gus Ipang, sapaan akrabnya juga mengkritik kaum muda yang senang mencari jalan pintas dan cenderung malas belajar. Padahal, jika mau belajar, mereka bisa melakukan beragam hal, termasuk mendapatkan kemandirian secara ekonomi.

Padahal, untuk meraih itu mereka bisa memanfaatkan beragam cara. Di era teknologi informasi seperti saat ini, pemanfaatan aplikasi dalam jaringan untuk memasarkan sebuah produk, sangat dibutuhkan. Dengan sentuhan kreativitas, produk yang sama bisa berbeda nilai jualnya.

"Dengan bantuan aplikasi, produk kuliner, jasa 'laundry', hingga jasa mengajar privat pun dapat lebih menarik pelanggan," saran putra sulung KH Salahuddin Wahid (Gus Sholah) ini.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement