Ahad 19 Mar 2017 19:32 WIB

Pemerintah Diminta Berikan Subsidi Konverter Kit untuk Kendaraan Pribadi

Rep: Frederikus Bata/ Red: Dwi Murdaningsih
Penumpang menaiki bajaj gas seusai pelepasan 700 bajaj gas gratis di Mobile Refueling Unit (MRU) PGN Station IRTI Monas, Jakarta, Ahad (14/8).
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Penumpang menaiki bajaj gas seusai pelepasan 700 bajaj gas gratis di Mobile Refueling Unit (MRU) PGN Station IRTI Monas, Jakarta, Ahad (14/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah diminta memberikan subsidi bagi pengguna kendaraan pribadi yang berniat mengkonversi bahan bakar minyak (BBM) ke bahan bakar gas (BBG). Direktur Eksektutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa melihat hal ini mutlak dilakukan lantaran mahalnya konverter kit.

"Investasi untuk konverter BBG cukup mahal. Sekitar 1500 dolar AS, 15 sampai 20 juta. Terus ongkos pasangnya," kata Fabby kepada Republika.co.id, di Jakarta, Ahad (19/3).

Dengan begitu, menurut dia, kebijakan pemerintah mendorong penggunaan BBG secara masif bisa berjalan. Sebab para pemilik kendaraan pribadi mengikuti.

"Untuk pengguna kendaraan pribadi yang ga terlalu peduli akan garansi mobil, mereka bisa mengikuti (konversi BBM ke BBG)," tutur Fabby.

Pada tahun ini pemerintah membagikan 5.000 konverter kit secara gratis kepada konsumen. Menurut Fabby pada intinya, jika ingin serius mengembangkan BBG, pemerintah wajib membentuk kepastian pasar.

Selain kendaraan pribadi, angkutan umum, mobil dinas juga memakai bahan bakar gas. Agar penyediaan tepat dengan jumlah pengguna, ia menyarankan pemerintah bekersama dengan SPBG milik Pertamina untuk penyediaan gas. Jadi menurut dia tidak perlu mewajibkan seluruh SPBU menyediakan dispenser gas, lantaran belum ada kepastian pasar.

"Pokoknya intinya, bangun dulu pasarnya, bangun dulu permintaannya, lalu kemudian pemerintah bangun infrastruktur untuk pasokannya," kata Fabby.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement