REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pecah rekor di level 5.540,43 pada akhir pekan lalu. Hal itu membuat optimisme pasar semakin meningkat.
Analis Pasar Saham Satrio Utomo mengatakan, kenaikan IHSG tersebut merupakan pengaruh dari reaksi pasar dalam merespon berbagai berita positif. "Kalau kita lihat memang banyak berita positif belum direspon dengan benar karena pasar masih menunggu kenaikan suku bunga The Fed. Maka ketika The Fed sudah naikkan baru pasar memberikan reaksi positif," ujarnya kepada Republika.co.id, Ahad, 19/3.
Tahun ini diprediksi The Fed akan menaikkan suku bunganya tiga kali. menurut Satrio sementara pasar bisa tenang karena kemungkinan kenaikkan kedua terjadi di pertengahan tahun, sekitar Juni, Juli, atau Agustus.
Satrio pun optimis IHSG bisa menembus ke level 6.000 pada tahun ini. "Kalau market agak bablas bisa tembus 6.000 semoga bisa," kata dia.
Baginya, tahun ini pergerakan IHSG memang mengarah positif. Seiring dengan respons positif pasar, dan sambil menunggu lembaga rating Standard&Poor's (S&P) untuk menaikkan rating investasi pasar modal Indonesia. "Saya kira untuk semester pertama tahun ini IHSG bisa naik ke level 5.700, 5.800, sampai 5.850 cukup positif," kata dia.