REPUBLIKA.CO.ID,CILACAP -- Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman meminta petani untuk menjual gabahnya ke Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Bulog) dengan harga minimal Rp 3.700 per kilogram. Hal ini karena harga tersebut lebih tinggi dari pasar.
"Alhamdulillah dalam perjalanan kami kurang lebih lima hari, mereka (petani) sudah sepakat menjual ke Bulog," katanya usai menghadiri acara "Tanam, Panen, dan Serap Gabah" di Desa Wanareja, Kecamatan Wanareja, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Jumat (10/3). Mentan mengatakan hal itu kepada wartawan terkait hasil lawatannya ke sejumlah daerah di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan akan berlanjut ke Jawa Barat.
Sebelumnya, kata dia, harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani berkisar Rp 3.000-Rp 3.400 per kilogram. "Kami membelinya dengan harga Rp 3.700 per kilogram. Ini perintah langsung dari Bapak Presiden, jangan biarkan petani merugi, itu arahan Bapak Presiden," katanya.
Menurut dia, penjualan gabah ke Bulog memiliki manfaat yang sangat besar karena ada selisih harga sebesar Rp 500 per kilogram dari harga di pasaran yang rata-rata Rp 3.200 per kilogram. "Artinya, nilainya Rp 500 ribu per ton. Kalau ada 1 juta ton, berarti petani rugi Rp 500 miliar. Kalau 2 juta ton sedangkan produksi terakhir ini kemungkinan 40 juta ton, bisa dibayangkan kerugian petani kalau ini (harga gabah anjlok) berlanjut," ujarnya.
Oleh karena itu, kata dia, sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), harga gabah di tingkat petani naik menjadi Rp 3.700 per kilogram. Ia mengatakan pemerintah harus menjaga petani agar tetap untung. "Kalau mereka untung, dia akan berproduksi kembali tetapi kalau merugi, mereka sulit melakukan produksi kembali," katanya.