REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dan salah satu perusahaan media terbesar asal Korea Selatan, Chosun Ilbo, akan menggelar Indonesia-Korea Business Summit pada 14 Maret mendatang. Melalui forum bisnis tersebut, Indonesia membidik investasi sektor ekonomi kreatif dari Korea Selatan.
"Sektor yang akan berperan besar itu ekonomi kreatif. Semua tahu jagonya Korea Selatan itu di K-pop dan K-drama," ujar Kepala BKPM Thomas Trikasih Lembong dalam konferensi pers di kantor BKPM, Rabu (8/3).
Bagi Indonesia, kata Thomas, Korea Selatan merupakan salah satu investor terpenting. BKPM mencatat, selama periode 2012-2016, investasi Korea Selatan mencapai 7,5 miliar dolar AS. Jumlah tersebut menempatkan Korea di urutan ketiga dalam daftar Penanaman Modal Asing (PMA).
Thomas mengatakan, Indonesia-Korea Business Summit merupakan agenda balasan dari Chosun Ilbo. Sebab, pada Mei 2016 lalu, Presiden Jokowi telah menjadi pembicara kunci dalam Asian Leadership Conference di Seoul, yang digelar oleh media terbesar di Korea Selatan tersebut.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf menambahkan, potensi investasi dari sektor ekonomi kreatif yang dapat dibidik dari Korea Selatan dalam forum bisnis pekan depan sangat luas. Salah satunya, pembangunan gedung bioskop.
Menurut Triawan, sejak lama banyak investor asal Korea yang berminat membangun bioskop di Indonesia. Namun, saat itu film dan bioskop berada dalam Daftar Negatif Investasi (DNI) yang tidak boleh dimasuki asing.
"Setelah itu dihapus dari DNI, maka kami undang investor dari Korea untuk berinvestasi di bioskop karena kita memang kekurangan," kata Triawan.
Selain itu, ia juga berharap Indonesia dan Korea Selatan dapat bekerja sama dalam pembuatan film serta konten televisi dan digital. Triawan memaparkan, salah satu perusahaan penyiaran asal Korsel telah mengekspor lebih dari 100 serial drama bertema kerajaan ke seratusan negara. Padahal, jumlah kerajaan di Korea Selatan sangat sedikit jika dibandingkan dengan Indonesia yang memiliki ratusan kerajaan. "Kita juga harusnya bisa buat seperti itu," tuturnya.
Deputi Editor Chosun Ilbo, Ken Woosuk Choi, menambahkan Korea Selatan memang memiliki keunggulan di sektor ekonomi kreatif. Namun begitu, menurut dia, ada yang tidak dimiliki Korea yang justru dimiliki oleh Indonesia. Karenanya, Ken sepakat bahwa kedua negara perlu bersinergi.
Ia mengatakan, dalam Indonesia-Korea Business Summit mendatang, ada sekitar 450 pengusaha asal Korea Selatan yang akan datang, termasuk CEO Posco, Korean Air dan boyband Super Junior. Menurut Ken, antusiasme dari pengusaha dan pelaku industri Korea Selatan tersebut karena melihat Indonesia sangat potensial.
"Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk tumbuh, bahkan diprediksi akan menjadi kekuatan ekonomi nomor tujuh di dunia pada 2030," kata Ken, dalam konferensi pers di Gedung BKPM.