Kamis 23 Feb 2017 12:43 WIB

Sektor Pariwisata Jadi Fokus Penanaman Modal Baru di Indonesia

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Nidia Zuraya
Destinasi wisata Raja Ampat di Papua.
Foto: Antara
Destinasi wisata Raja Ampat di Papua.

REPUBLIKA.CO.ID, BADUNG -- Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) akan menjadikan sektor pariwisata sebagai ujung tombak baru pemerintah untuk meningkatkan penanaman modal. Kepala BKPM, Thomas Trikasih Lembong mengatakan implementasi Kemudahan Investasi Langsung Konstruksi (KLIK) untuk gelombang berikutnya akan lebih berfokus pada sektor jasa, salah satunya pariwisata.

"Sektor pariwisata dan tak kalah pentingnya infrastruktur pendukung akan menjadi prioritas untuk menarik investor asing dan domestik," kata Lembong di Nusa Dua, Kamis (23/2).

Mantan Menteri Perdagangan ini mengatakan BKPM sejauh ini saling berkoordinasi dengan Kementerian Pariwisata untuk merespons perkembangan terbaru di sektor ini. Menurutnya, investor asing banyak melirik daerah di Indonesia, sehingga perlu disiapkan infrastruktur pendukung pariwisata, misalnya perhotelan.

Manado misalnya yang sejak tahun lalu semakin ramai dikunjung wisatawan mancanegara (wisman) asal Cina. Jumlah turis asal Cina itu meningkat dari sebelumnya 12 ribu orang per tahun menjadi 12 ribu orang per bulan.

"Manado kini kekurangan hotel, sehingga kami mencoba menggalang investasi perhotelan untuk memenuhi permintaan pasar di sana," kata Lembong.

Pemerintah menargetkan kunjungan wisman mencapai 20 juta orang pada 2019. Selain Manado, Lembong menilai Sumatra Barat dan Belitong juga cocok untuk pengembangan pariwisata, khususnya wisata syariah.

Jarak tempuh dari negara-negara destinasi pariwisata dunia, seperti Thailand, Malaysia, dan Singapura ke Sumatra lebih dekat, sekitar dua jam dibandingkan penerbangan ke Bali atau Lombok. Oleh sebabnya Lembong berharap kedua wilayah ini memanfaatkan program KLIK di gelombang berikutnya.

Menteri Pariwisata, Arief Yahya mengatakan sektor pariwisata merupakan alat paling murah dan mudah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Pemerintah juga bisa mendapatkan devisa dan menciptakan lapangan kerja lebih banyak.

"Arahan Presiden yang menargetkan 20 juta wisman pastinya butuh sinergi dan kerja keras dari berbagai kementerian dan lembaga," katanya dalam kesempatan sama.

BKPM, ujar Aried bisa mendukung dari sisi investasi. Pertumbuhan sektor pariwisata di Indonesia pada 2015 sudah melampaui pertumbuhan sektor pariwisata di ASEAN dan dunia.

Pariwisata nasional bertumbuh 10,3 persen dibandingkan pariwisata di ASEAN 5,1 persen dan dunia 4,4 persen. Pemerintah, kata Arief setidaknya berkomitmen menyiapkan infrastruktur dasar, yaitu jalan, air, listrik, dan internet. 

Data BKPM menunjukkan realisasi investasi sektor pariwisata nasional pada 2016 mencapai Rp 15 triliun dengan rincian Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Rp 2,2 triliun, serta Penanaman Modal Asing (PMS) Rp 12,8 triliun. 

Kegiatan Regional Investment Forum (RIF) BKPM di Nusa Dua melibatkan lebih dari 400 investor di mana separuhnya adalah asing. Forum bisnis ini juga memfasilitasi setidaknya 70 pertemuan berkonsep one on one meeting, antara pemerintah daerah dengan investor, atau perusahaan dengan investor.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement