Kamis 23 Feb 2017 02:39 WIB

Ternyata Transaksi Nontunai Membuat Konsumsi Meningkat

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Budi Raharjo
Pekerja memperlihatkan kartu e-money berlogo Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) 'Cinta Non-Tunai, Cinta Rupiah' di pusat perbelanjaan, Jakarta, Kamis (19/11).  (Republika/Tahta Aidilla)
Pekerja memperlihatkan kartu e-money berlogo Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) 'Cinta Non-Tunai, Cinta Rupiah' di pusat perbelanjaan, Jakarta, Kamis (19/11). (Republika/Tahta Aidilla)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia terus menggencarkan Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT). Transaksi dengan uang eletronik atau nontunai dinilai dapat meningkatkan efisiensi dan keamanan.

Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan dan Pengawasan Sistem Pembayaran BI Eni V Panggabean mengatakan, transaksi nontunai juga meningkatkan konsumsi. "Ternyata dari analisa kami, ada korelasi cukup tinggi antara konsumsi dan nontunai tadi. Mereka lebih mudah transaksi untuk konsumsi," jelasnya kepada wartawan, di Tangerang, Rabu, (22/2).

Meski begitu, Eni menyatakan kebutuhan terhadap uang tunai juga masih ada. Maka dari itu BI mengeluarkan 11 uang baru emisi 2016. "Tujuannya untuk pengamanan, sulit untuk memalsukan uang yang BI keluarkan. Sifatnya nasional jadi tetap dikeluarkan, uang baru tetap dibutuhkan," tuturnya.

Berdasarkan penelitian dari Mastercard pada akhir 2013, setidaknya 31 persen penduduk Indonesia sudah memilih transaksi menggunakan nontunai. GNNT atau cashless society memang merupakan tolok ukur kemajuan teknologi suatu negara.

Sementara itu, Eni mengingatkan, agar masyarakat lebih berhati-hati dalam bertransaksi. Salah satunya dengan mengganti pin kartu ATM secara rutin. "Kami sudah buat peraturan sedemikian rupa untuk perlindungan konsumer, tapi pengguna jasa harus memiliki juga keinginan untuk ciptakan pengamanan," tambah Eni.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement