Ahad 12 Feb 2017 15:14 WIB

Harga Cabai Tinggi, Petani Banjarnegara Mampu Beli Sepeda Motor

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Nur Aini
Petani Cabai (ilustrasi)
Foto: informasi-budidaya.blogspot.com
Petani Cabai (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANJARNEGARA – Meroketnya harga cabai yang terjadi sejak Januari 2017, menjadi berkah luar biasa bagi petani. Seperti yang dialami petani di desa Pegundungan Kecamatan Pejawaran Kabupaten Banjarnegara, saat ini sedang merasa sangat berbahagia karena cabai hasil panennya dihargai sangat mahal.

''Alhamdulillah, hasil panen cabai kali dihargai sangat tinggi. Apalagi, hasil panen tanaman kami juga sedang bagus,'' kata Na’am (48 tahun), seorang petani di Desa Pegundungan, Sabtu (11/2).

Dia menyebutkan, pada musim-musim panen sebelumnya, harga cabai rawit hasil panen petani hanya laku dijual seharga Rp 8.000–Rp 10 ribu per kg. Namun panen saat ini, tengkulak berani memberi hingga Rp 60 ribu hingga Rp 70 ribu per kg. ''Bahkan untuk cabai yang masih muda, merak juga berani membeli dengan harga di atas Rp 40 ribu per kg,'' katanya.

Menurutnya, tingginya harga cabai tersebut menjadi berkah bagi petani yang selama ini tidak pernah mendapatkan untung memadai. Dia menyebutkan, agar biaya bisa ditutup dengan hasil penjualan, harga cabai mestinya tidak dihargai kurang dari Rp 9.000 per kg.

''Dengan harga Rp 8.000 hingga Rp 10 ribu per kg, selama ini petani cabai hanya bisa sekadar bisa bertahan hidup. Namun dengan harga seperti sekarang, petani cabai seperti mendapat rezeki yang melimpah,'' katanya.

Namun dia menyebutkan, kondisi harga cabai yang luar bisa seperti sekarang, sangat jarang terjadi. Pada 2014, lonjakan harga hasil panen cabai juga pernah terjadi. ''Namun saat itu, kondisinya tidak sebagus tahun ini karena hanya berlangsung sebentar dan kenaikan harga tidak seperti sekarang,'' katanya.

Kades Pegundungan, Murti, lonjakan harga cabai seperti sekarang ini, seperti menjadi berkah bagi warganya yang sebagian besar memang menanam cabai sebagai komoditas pertanian utama. ''Semua warga sepertinya bergembira karena panen berhasil, dan harga sangat tinggi,'' ujarnya.

Bahkan dia menyebutkan, dampak di kehidupan masyarakat juga dapat langsung dilihat, terutama pada perilaku konsumsi masyarakat. ''Sejak harga cabai melonjak, setiap hari ada motor baru dari diler datang mengantar motor pesanan warga,'' katanya.

Selain motor, banyak juga warganya yang kemudian membeli material bangunan untuk merenovasi rumahnya. ''Jangan heran kalau saat ini banyak truk-truk material membawa pasir serta bahan bangunan yang masuk desa kami,'' ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement