REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Sentral Eropa (ECB) menolak tuduhan Amerika Serikat (AS) terkait manipulasi mata uang pada Senin (6/2). ECB juga memperingatkan deregulasi industri perbankan yang saat ini dibicarakan secara terbuka di Washington bisa menamburkan benih krisis keuangan berikutnya.
Presiden ECB Mario Draghi mengatakan, ide pelonggaran aturan perbankan tidak hanya mengkhawatirkan tapi berpotensi berbahaya, mengancam stabilitas yang telah mendukung pemulihan lambat namun stabil.
Perkataan Draghi tersebut merupakan satu reaksi terkuat dari Eropa sejak Presiden AS Donald Trump memerintahkan melakukan peninjauan aturan perbankan. Hal tersebut menimbulkan prospek AS menarik diri dari beberapa upaya kerja sama internasional.
Lihat juga: 100 Perusahaan Teknologi AS Tolak Kebijakan Trump
"Hal terakhir yang kita butuhkan pada saat ini adalah relaksasi regulasi," ujar Draghi kepada Komite Parlemen Eropa urusan ekonomi di Brussels, seperti dikutip Reuters.
Menurutnya, ide mengulangi kondisi yang sebelum krisis adalah sesuatu yang sangat mengkhawatirkan. Untuk diketahui, ECB mengawasi pemberi pinjaman terbesar zona euro.
Anggota Dewan Bank Sentral Jerman, Bundesbank, Andreas Dombert mengatakan, membalikkan atau melemahkan peraturan sekaligus akan menjadi kesalahan besar. Sebab, akan meningkatka kemungkinan krisis keuangan lain.
"Itu sebabnya sata melihat kemungkinan penurunan persyaratan peraturan di AS, yang berada di bawah diskusi," ujar Dombert yang juga merupakan anggota Komite Basel, penyusun peraturan perbankan global.