REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengajak masyarakat untuk menggunakan dan mempromosikan produk industri dalam negeri. Langkah ini akan mendorong peningkatan produktivitas dan daya saing pelaku usaha di Indonesia, sehingga mampu menguasai pasar domestik serta internasional.
“Kualitas produk industri kita sebenanya banyak yang bagus. Bahkan, sudah ada yang memenangi pasar ekspor," ujar Airlangga dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Ahad (5/2).
Menurut Airlangga, untuk sektor industri kecil dan menengah (IKM) produk kerajinan sudah banyak yang berkonsep ramah lingkungan karena melalui proses recycle. Berdasarkan indikator kinerja pedagangan di tingkat ASEAN, Indonesia unggul di berbagai sektor industri seperti makanan, tekstil, kimia, mineral, agro berbasis CPO, elektronika, dan alat transportasi. Sedangkan, dilihat dari revealed comparative advantage, Indonesia unggul di 100 produk. Airlangga mengharapkan, sektor-sektor tersebut akan menjadi ambassador industri nasional di kancah regional hingga global.
Airlangga juga mengimbau kepada masyarakat, pelaku industri dan pemangku kepentingan agar mendukung dan menyukseskan program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN). Wujud dukungan ini yakni dengan menggunakan barang atau jasa produksi dalam negeri, maupun menyediakan barang dan jasa berkualitas untuk mensubstitusi barang-barang kebutuhan yang sebelumnya didapatkan melalui impor.
“Hal ini merupakan pelaksanaan dari arahan Bapak Presiden Joko Widodo agar kita segera mengurangi ketergantungan barang impor," ujarnya.
Kementerian Perindustrian saat ini gencar melakukan kampanye program P3DN, karena sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian, yang dilanjutkan dengan Peraturan Menteri Perindustrian No. 2 Tahun 2014 tentang Pedoman P3DN dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Selain itu, program P3DN merupakan salah satu prioritas pembinaan Kemenperin yang tercantum dalam Rencana Induk Pengembangan Industri Nasional (RIPIN) tahun 2015-2035. Adapun sasaran dari program P3DN antara lain, fasilitasi insentif kepada pihak yang konsisten memakai produk dalam negeri, mendorong produk atau barang yang ada dalam daftar inventarisasi barang dan jasa produksi dalam negeri agar masuk ke dalam e-Catalog pengadaan pemerintah, pemberian penghargaan Cinta Karya Bangsa, dan pelaksanaan Pameran Produksi Indonesia. “Program P3DN juga sebagai bagian dari misi pembangunan industri kita ke depan untuk menjadi pilar dan penggerak utama perekonomian nasional,” ujar Airlangga.
Selain itu, Airlangga juga mengajak pelaku IKM agar memanfaatkan e-commerce. Menurutnya, Kementerian Perindustrian sebagai pembina industri termasuk pelaku IKM, bertugas untuk mendorong mereka masuk akses pasar digital. "Apalagi, kami telah memiliki sarana e-smart IKM,” kata Airlangga.
Selanjutnya, Airlangga juga menekankan pentingnya penguatan branding produk industri dalam negeri, terutama di tengah pemberlakuan pasar bebas seperti Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Dalam menghadapi MEA saat ini, pemerintah mendorong pelaku industri nasional untuk menguatkan branding produknya. Hal ini sangat penting guna meningkatkan daya saing. Airlangga mengaku optimistis, industri dalam negeri akan mampu memenangi dan melengkapi pasar MEA karena populasi ASEAN serta ekonominya didominasi oleh Indonesia. “Negara kita menyumbang 40 persen dalam populasi dan 35 persen dalam kontribusinya terhadap ekonomi, sehingga jika dilihat dari populasi dan PDB, kita sudah menang,” kata Airlangga.
Untuk itu, Airlangga meminta kepada pelaku industri nasional agar terus berinovasi membuat desain dan kemasan yang lebih menarik serta mengikuti selera pasar saat ini sehingga mendongkrak nilai jual pada produk tersebut. Sementara pemerintah akan fasilitasi melalui balai-balai di lingkungan Kementerian Perindustrian untuk kegiatan litbang.
Penguatan merek produk industri dalam negeri diharapkan dapat mencerminkan tentang identitas nasional. Apalagi, Indonesia merupakan salah satu negara yang paling kaya di dunia dalam keanekaragaman hayati dan kebudayaan. “Oleh karena itu, diperlukan untuk melestarikan produk berbasis kearifan lokal karena dapat menjadi perekat bangsa,” kata Airlangga.