Rabu 01 Feb 2017 20:27 WIB

Sentra Bawang Merah Cirebon Gagal Panen, Petani Rugi Besar

Rep: Lilis Handayani/ Red: Nur Aini
Petani Bawang Merah (Ilustrasi)
Foto: Antara
Petani Bawang Merah (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON – Tanaman bawang merah di sejumlah daerah sentra bawang di Kabupaten Cirebon mengalami gagal panen akibat faktor cuaca dan serangan penyakit. Para petani bawang merah pun harus menanggung kerugian puluhan juta rupiah.

 

Hal itu seperti yang terjadi di sentra bawang merah Kecamatan Pangenan, Kabupaten Cirebon. Di daerah tersebut, tanaman bawang merah yang ditanam sejak Desember 2016 itu hampir seluruhnya mengalami gagal panen. "Padahal seharusnya sekarang ini masa panen,’’ ujar seorang petani bawang merah di Blok Kalibangka, Desa Rawaurip, Kecamatan Pangenan, Kabupaten Cirebon, Oman (32 tahun), Rabu (1/2).

 

Oman menuturkan, tingginya intensitas hujan sejak Desember 2016–Januari 2017 membuat penyakit yang dikenal dengan nama hama grandong menyerang tanaman bawang merah. Akibatnya, tanaman bawang merah menjadi mati.

 

Menurut Oman, penyebaran penyakit pada tanaman bawang merah tersebut sangat cepat. Hanya dalam waktu seminggu, tanaman bawang merah daunnya menguning dan kering. Jika dibiarkan terus, maka tanaman akan membusuk. Petani pun harus membabatnya hingga habis supaya tidak menyebar ke tanaman lainnya.

 

Oman menjelaskan, selama masa tanam bawang, ia telah mengeluarkan modal yang besar. Modal itu di antaranya untuk membeli bibit yang harganya tinggi, yakni mencapai Rp 40 ribu per kg. Jumlah bibit yang ditanamnya sebanyak tiga kuintal.

 

Selain untuk bibit, Oman juga mengeluarkan modal guna membeli pupuk dan obat-obatan dan membayar upah pekerja/buruh tani yang menanam dan merawat tanaman bawang merahnya. Namun, penyakit yang menyerang tanaman bawang merah membuat modal yang telah dikeluarkan Oman tak bisa kembali. Dari tiga kuintal bibit yang ditanamnya, hanya satu kuintal bawang merah yang bisa dipanennya.

 

Bawang merah yang bisa dipanen pun kualitasnya kurang bagus sehingga hanya dihargai Rp 10 ribu per kg. Akibatnya, uang yang diperolehnya hanya sekitar Rp 1 juta. ‘’Saya rugi Rp 20 jutaan,’’ kata Oman.

 

Meski hanya memperoleh untung sekitar Rp 1 juta, Oman mengaku masih bersyukur karena tetap memperoleh hasil. Hal ini karena, banyak petani bawang merah di daerahnya yang bahkan tak memperoleh hasil sedikitpun.

 

‘’(Tanaman bawang merah milik tetangga) dibiarkan begitu saja, tak diurus lagi,’’ kata Oman.

 

Hal senada diungkapkan petani bawang merah lainnya, Yusuf (48 tahun). Dia pun merasakan kerugian yang sangat besar dalam musim tanam kali ini. Yusuf mengaku menanam dua kuintal bibit bawang merah. Namun, dari hasil tanam itu, dia hanya memperoleh hasil panen sebesar Rp 2 juta. ‘’Musim panen sekarang petani lagi pada menangis, pada rugi,’’ tutur Yusuf.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement