REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Inflasi di Kota Yogyakarta, DIY, pada Januari 2017 mencapai 1,24 persen. Angka itu naik signifikan dibanding Desember 2016 yang 0,35 persen. Kenaikan biaya perpanjangan STNK hingga sebesar 104,43 persen memberikan andil pada tingginya laju inflasi tersebut.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) DI Yogyakarta, kenaikan biaya STNK ini menyumbang laju inflasi sebesar 0,31 persen. "Jika dilihat dari komoditasnya yang paling berpengaruh pada laju inflasi Kota Yogyakarta pada Januari 2017 adalah biaya STNK, tarif pulsa ponsel, angkutan udara, tarif listrik dan bensin," ujar Kepala BPS Kota Yogyakarta, JB Priyono, saat paparan pers di kantor BPS DIY, Rabu (1/2).
Selain biaya STNK, lanjutnya, komoditas lainnya juga turut memengaruhi laju inflasi. Antara lain tarif pulsa ponsel naik 16,16 persen memberikan andil 0,29 persen. Demikian pula kenaikan tarif angkutan udara 12,19 persen memberikan andil 0,17 persen pada laju inflasi Januari.
Priyono menambahkan tingginya angka inflasi di Januari 2017 ini juga disebabkan kenaikan harga-harga yang menyebabkan perubahan angka indeks harga konsumen (IHK). Setidaknya, kata dia, ada enam kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan angka indeks.
Yakni kelompok bahan makanan yang naik 0,42 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau naik 0,82 persen, kelompok perumahan, air listrik, gas dan bahan bakar naik 0,42 persen.
Kemudian kelompok sandang naik 0,73 persen, kelompok kesehatan naik 0,11 persen dan kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan naik 5,22 persen. Sedangkan kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan harga adalah kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga yang turun 0,05 persen.
Sementara komoditas yang mengalami penurunan harga sehingga menghambat laju inflasi adalah bawang merah yang turun 9,25 persen memberikan andil -0,06 persen, telur ayam ras turun 4,68 persen, dan tarif kereta api turun 10,11 persen.