Kamis 26 Jan 2017 03:34 WIB

Tekan Inflasi, BI Awasi Pergerakan Harga Pangan

Cabai merah
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Cabai merah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur Bank Indonesia, Agus DW Martowardaja mengatakan pemerintah dan Bank Indonesia sepakat bahwa inflasi pada 2017 ini akan berkisar 4 plus minus 1 persen. Target ini memang lebih tinggi daripada 2016 lalu, karena adanya administrated price atau penyesuaian harga listrik dan kemungkinan adanya kenaikan harga BBM.

Agus menjelaskan target ini diambil melalui kesepakatan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Ia mengakui menjaga pengendalian inflasi memang tak bisa dipungkiri dengan adanya tantangan baik domestik maupun eksternal. Salah satunya untuk menjaga inflasi pemerintah dan BI akan mengantisipasi kenaikan harga BBM.

Meski begitu, Agus mengatakan pengaruh kenaikan harga BBM dan penyesuaian harga listrik 900 VA hanya sebesar 0,29 persen pada nilai kontribusi inflasi seluruhnya. Ia mengatakan yang musti diantisipasi adalah mengendalikan pergerakan harga bahan pangan. Ia mengatakan pada 2016 kemarin kontribusi inflasi pregerakan harga pangan berkontribusi sekitar 5,2 persen.

"Faktor utama itu nanti administered price berefek pada second wave-nya. Nanti saat harga BBM naik, maka akan berdampak pada kenaikan harga angkutan. Makanya kami lakukan kordinasi dengan Kementerian Perhubungan untuk bisa mengembalikan hal ini," ujar Agus di Gedung Bank Indonesia, Rabu (25/1).

Agus mengatakan untuk menjaga inflasi tersebut BI dan Pemerintah melakukan tujuh langkah. Pertama, pemerintah akan menekankan laju voltaile ffod dengan penguatan logistik daerah. Kedua, BI akan membangun sistem data pangan untuk memastikan stok pangan berada dalam posisi yang aman. Ketiga, penggunaan instrumen dan insentif fiskal unuk mendorong stabilisasi harga.

Keempat, mendorong pola konsumsi dengan mendorong inovasi produk olahan. Kelima, penguatan kerjasma antar daerah. Keenam, mempercepat konektivitas. Ketujuh, memperbaiki pola tanam pangan. "Kita juga akan melakukan kebijakan administered proce lewat trsfer tunai untuk mengganti subsidi seperti pupuk, rastra maupun LPG tiga kilogram," ujar Agus.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement