REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Jenderal Holtikultura, Kementerian Pertanian, Spudnik Sujono mengatakan, dari sisi jumlah tanaman dan stok cabai rawit merah, cabai keriting merah dan cabai merah besar aman. Ia mengatakan, manajemen tanam yang selama ini dipergunakan untuk menjaga ketersediaan stok tetap dilakukan.
Spudnik menjelaskan, dari hasil pantuan yang ada di petani. Posisi stok tanaman masih relatif aman meski memang ada perubahan panen karena curah hujan yang tinggi. Spudnik menjelaskan, biasanya dalam satu tahun bisa dua kali panen. Namun karena La Nina, maka hanya satu kali panen.
"Angka ini bisa tercapai kalau tidak ada cuaca ekstrem, saya lihat banyuwangi, malang, blitar, saya lihat semua pertamanan ada semua, tapi produksi terganggu, iklim lanina itu pengaruh sekali untuk cabe rawit, terganggunya pembungaan dan cenderung gugur, dan pematangan buah yang tertunda," ujar Spudnik saat ditemui di Kantor Dirjen Hortikultura, Jumat (13/1).
Ia menjelaskan, harga sempat naik tajam itu di awal Januari karena situasinya suplai terganggu, pedagang juga banyak cuti tahun baru. Di lapangan, di Jateng dan malang kondisi cuaca masih hujan terus. "Kalau hujan terus enggak mungkin orang panen, jadi untuk rawit biasa seminggu dua kali panen, menjadi satu kali, produksi terganggu iya, suplai juga,"
Supdnik menjelaskan, sampai hari ini, 13 Januari situasi harga luar jawa aman, karena masih ada distribusi yang baik. Menurutnya, harga malah cenderung menurun. Ia menjelaskan karena posisi stok cabai masih dalam taraf aman.
Ia menjelaskan, pada Desember kemarin, total produksi cabai rawit merah berada dalam posisi 55.800 ton diseluruh Indonesia. Angka ini sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan para konsumen. "Dalam posisi stok seperti ini memang bisa mencukupi kebutuhan, meski memang tak banyak," ujar Spundik.