Rabu 05 Mar 2025 13:26 WIB

Harga Cabai Rawit Melambung Tinggi, Ini Penjelasan Menko Pangan

Ada yang mendapati harga cabai rawit per kilogram sekitar Rp 110 ribu- Rp 120 ribu.

Rep: Frederikus Dominggus Bata / Red: Gita Amanda
Pedagang cabai merah rawit memilah kualitas cabai. Harga cabai rawit menembus angka Rp 100 ribu. (ilustrasi)
Foto: Republika/Thoudy Badai
Pedagang cabai merah rawit memilah kualitas cabai. Harga cabai rawit menembus angka Rp 100 ribu. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam beberapa hari terakhir, pemerintah gencar melakukan tinjauan ke pasar-pasar. Situasi di lapangan menunjukkan harga cabai melambung tinggi.

Pada awal pekan ini, saat rapat kerja dengan Komisi IV DPR RI, Menteri Perdagangan Budi Santoso mengakui harga cabai rawit menembus angka Rp 100 ribu. Di daerah-daerah juga demikian. Teranyar, ketika mendatangi salah satu pasar rakyat di Jakarta Pusat, Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan mendapati hal yang sama.

Baca Juga

Ia menanyakan langsung harga cabai rawit di pasar tersebut. Berdasarkan pengakuan pedagang-pedagang, harga komoditas tersebut  juga di angka Rp 100 ribuan. Sejumlah pembeli juga mengatakan hal yang sama.

Bahkan ada yang mendapati harga cabai rawit per kilogram sekitar Rp 110 ribu-Rp 120 ribu. Pertanyaannya mengapa demikian? Di saat harga komoditas lain masih dalam batas wajar, cabai rawit mahal. "Ya, cabai mungkin karena musim hujan. Kalau musim hujan kan panennya gagal," kata Menko Zulhas, di Pasar Johar, Jakpus, Rabu (5/3/2025).

Ia memprediksi situasi seperti ini tidak bertahan lama. Menurut Zulhas, biasanya sekitar dua minggu sudah mengalami penurunan. Harga acuan penjualan yang ditetapkan pemerintah (HAP) untuk komoditas cabai rawit antara Rp 40 ribu-Rp 57 ribu per Kg.

"Setelah nanti terang lagi, itu akan turun lagi. Itu kan memang kita kan masih pertaniannya, pertanian terbuka," ujar Zulhas.

Di berbagai daerah di Indonesia sedang mengalami musim hujan. Keadaan demikian memengaruhi proses panen cabai. Ditambah lagi, sudah memasuki bulan Ramadhan.

Menurut Zulhas, saat ini, permintaan masyarakat akan komoditas tersebut berpotensi tinggi. "Cabai jadi primadona kalau puasa, apalagi nanti lebaran," kata Menko Pangan.

Selain cabai, ia memastikan beberapa bahan pokok sudah dijual berdasarkan harga eceran tertinggi (HET). Ia mencontohkan daging ayam, dilepas dengan harga Rp 40 ribu per kg. Sebelum puasa bahkan sempat dijual dengan harga Rp 38 ribu-Rp 39 ribu per kg. "Mungkin karena puasa, disesuaikan dengan HET," ujarnya.

photo
Pedagang cabai rawit merah menunggu pembeli. - (Republika/Thoudy Badai)

Kemudian, minyak goreng, beras, telur, juga demikian. Telur dijual Rp 30 ribu per kg, sesuai HET.  Di kesempatan terpisah, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaeman, dan Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menyambangi Palembang untuk mengawal operasi pasar pangan murah.

Dalam operasi pasar ini, berbagai bahan pokok dijual dengan harga di bawah Harga Eceran Tertinggi (HET). Perinciannya seperti beras SPHP Rp 12 ribu per kg, gula pasir Rp 15 ribu per kg, daging ayam ras beku Rp 34 ribu per kg, bawang putih Rp 32 ribu per kg, daging kerbau beku Rp 75 ribu per kg, dan minyak goreng Minyakita Rp 14.700 per liter. Langkah ini diambil sebagai bagian dari strategi pemerintah untuk menekan harga pangan dan mencegah kenaikan harga yang tidak wajar, terutama menjelang Hari Raya Idul Fitri.

Amran menegaskan pemerintah tidak akan tinggal diam jika ada lonjakan harga di lapangan. "Kami himbau seluruh pengusaha, jangan ada yang menjual harga di atas HET, seperti minyak goreng, beras dan lain lain, kami mohon sekali lagi, jangan menjual di atas HET, tidak ada alasan beras naik, karena berdasarkan data BPS produksi kita meningkat tajam,” kata Mentan, dalam keterangan resmi, dikutip Rabu (5/3/2025).

photo
Pedagang cabai rawit sebelum di jual di Pasar Induk Kramatjati, Jakarta. - (Republika/Thoudy Badai)

Pemerintah tidak akan mentoleransi pihak-pihak yang sengaja memainkan harga dan menjual bahan pokok di atas HET. "Jangan coba-coba mempermainkan harga, kalau kami sudah himbau, tapi tidak diindahkan, Satgas Pangan akan bertindak tegas, termasuk memberikan sanksi sesuai aturan yang berlaku, agar masyarakat tidak terganggu, dan fokus beribadah," ujar Amran.

Wamentan menambahkan, kegiatan ini akan terus digencarkan di berbagai daerah guna menjamin masyarakat mendapatkan pangan dengan harga yang wajar. "Kami bergerak cepat dan memastikan bahwa pangan murah bisa diakses oleh masyarakat luas, khususnya menjelang Idul Fitri. Ini adalah langkah konkret pemerintah dalam menjaga stabilitas pangan," ujar sosok yang akrab disapa mas Dar itu.

Antusiasme masyarakat terhadap operasi pasar ini sangat tinggi. Warga berbondong-bondong datang sejak pagi untuk mendapatkan bahan pokok dengan harga yang lebih terjangkau. Operasi pasar pangan murah merupakan hasil kerja sama antara Kementerian Pertanian dengan PT Pos Indonesia dan BUMN Pangan lainnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement