Jumat 13 Jan 2017 14:41 WIB

Menyulap Limbah Jadi Pundi-Pundi Uang

Rep: Yusuf Assidiq/ Red: Nidia Zuraya
Kerajinan miniatur bus. Seorang perajin menyelesaikan kerajinan miniatur bus di Nogosari, Boyolali, Jawa Tengah.
Foto:

Sejumlah pengrajin Desa Brangkal, Kecamatan Karanganom, Kabupaten Klaten, Jateng, juga sukses memanfaatkan bahan baku limbah kayu mahoni dan sonokeling untuk dijadikan produk kerajinan. Bahkan, pemasaran hasil usaha kecil dan menengah tersebut mampu menembus pasar Turki dan Iran.

Seperti diungkapkan koordinator UKM tersebut, Widodo, hasil industri kreatif yang diekspor ke Turki dan Iran itu berupa miniatur seperti mobil klasik, sepeda motor, kereta api, pesawat, dan kapal. Ia mengatakan, usaha ini dirintis sejak 1997.  “Ekspor kami memang masih kecil. Ke Turki nilainya hanya Rp 150 juta dan Iran Rp 60 juta per bulan," kata Widodo, pemilik Shely Handycraft.

Dikatakan untuk kapasitas produksi sekarang ini sekitar 10 ribu unit produk setiap bulannya. Ia mempekerjakan sebanyak 30 orang karyawan. Mengenai bahan baku, ia mengatakan, tidak ada masalah dengan menggunakan kayu mahoni dan sonokeling yang merupakan limbah mebel yang memiliki nilai ekonomis rendah. Ia mengatakan, di Klaten terdapat banyak perusahaan mebel yang menghasilkan limbah kayu sisa yang masih dapat dimanfaatkan untuk menambah nilai ekonomi dari limbah kayu tersebut.

Hasil kerajinan tangan warga Brangkal selain diekspor, juga dipasarkan di berbagai daerah di Indonesia, seperti Bali, Yogyakarta, dan Jakarta. Untuk harganya mulai dari Rp 5.000 sampai Rp 100 ribu per unit. Widodo mengatakan, guna menggalakkan pemasaran, sekarang ini UKM yang ada di Brangkal ini melakukan kerja sama dengan Lembaga Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Sebelas Maret (UNS) khususnya dalam pemasaran dan mengenai desain produk hasil kerajinan.

Sementara itu, seorang pengrajin asal Desa Karanggeneng Kabupaten Boyolali, Jateng, pun mempunyai ide kreatif dengan memanfaatkan limbah, namun bukan limbah kayu, melainkan limbah gelas plastik bekas tempat minuman. Limbah plastik itu, oleh Hendrati Sri Kristianingsih (50) dianyam dan diubah menjadi produk piring yang cantik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement