Kamis 05 Jan 2017 18:15 WIB

Petani Ungkap Penyebab Harga Cabai Meroket

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Teguh Firmansyah
Pedagang memilah cabai di Pasar Senen, Jakarta, Rabu (4/1) malam. Harga cabai di sejumah pasar tradisional di Jakarta mengalami kenaikan. Terutama harga cabai rawit merah melonjak hingga Rp 130.000/Kilogramnya,hal ini disebabkan karena tingginya curah huja
Foto: Republika/Prayogi
Pedagang memilah cabai di Pasar Senen, Jakarta, Rabu (4/1) malam. Harga cabai di sejumah pasar tradisional di Jakarta mengalami kenaikan. Terutama harga cabai rawit merah melonjak hingga Rp 130.000/Kilogramnya,hal ini disebabkan karena tingginya curah huja

REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Petani cabai di Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang mengakui, lonjakan harga cabai yang terjadi akhir- akhir ini akibat imbas cuaca. Tingginya curah hujan selain membuat tanaman cabai rusak juga mengakibatkan tanaman rentan terserang hama patek.

Akibatnya produktivitas petani menurun drastis dan pasokan cabai dari petani juga terus berkurang. “Kondisi seperti ini sudah berlangsung sejak akhir Desember lalu,” kata Asrof’I (37), petani cabai Dusun Sidomukti, Kecamatan bandungan, Kamis (5/1).

Ia menjelaskan, terkait pengaruh cuaca ini para petani tidak bisa menghindari. Beberapa jenis tanaman cabai tidak tahan jika curah hujan terlalu tinggi. Dalam kondisi cuaca seperti ini, tanaman juga rentan terhadap serangan hama patek.

Hama ini tak hanya mengakibatkan bunga gagal menjadi cabai. Namun juga membuat cabai yang sudah siap untuk dipanen manjadi busuk. Kalaupun bisa dipanen kualitasnya juga kurang bagus.

Akibatnya petani merugi karena telah mengeluarkan biaya produksi yang tak sedikit. Untuk bisa mengembalikan biaya produksi ini petani terpaksa menjual hasil panen dengan harga lebih tinggi.

Jika produksi normal, harga cabai di tingkat petani berkisar Rp 50 hingga 60 ribu per kilogram. Itupun sudah harga cabai dengan kualitas paling bagus. “Hari ini, harga cabai di tingkat petani sudah mencapai Rp 80 per kilogram,” tegasnya.

Hal ini diamini oleh Giyono, petani cabai lainnya. Menurutnya, dalam situasi seperti ini petani jamak merugi. Cabai yang gagal dipanen dibiarkan membusuk dan akhirnya mongering bersama batang pohonnya.

Baca juga, Harga Cabai di Sleman Tembus Rp 100 Ribu.

Ia mengaku memiliki 4.000 batang tanaman cabai. Saat ini lebih hampir separuh tanaman ini terserang hama patek dan tidak bisa dipanen. Sebenarnya untuk mengurangi dampak serangan hama pantek bisa dilakukan dengan penyemprotan anti hama.

Namun penyemprotan ini juga belum menjamin produktivitas cabai bisa terjaga. Selain itu petani harus mengeluarkan biaya lebih untuk melakukan penyemprotan anti hama ini. Tiap seribu batang tanaman cabai membutuhkan biaya lebih dari Rp 300 ribu rupiah. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement