Kamis 24 Nov 2016 09:15 WIB

Kurs Dolar AS Melonjak ke Tingkat Tertingginya dalam 14 Tahun

Red: Nur Aini
Karyawati menghitung uang dolar AS di tempat penukaran uang Bank Mandiri Syariah, Jakarta, Kamis (20/10).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Karyawati menghitung uang dolar AS di tempat penukaran uang Bank Mandiri Syariah, Jakarta, Kamis (20/10).

REPUBLIKA.CO.ID,NEW YORK -- Kurs dolar AS melonjak ke tingkat tertinggi sejak Maret 2003 pada Rabu (23/11), didukung laporan ekonomi positif AS yang menunjukkan perekonomian akan tumbuh stabil. Kondisi itu memperkuat ekspektasi kenaikan suku bunga the Fed bulan depan dan 2017.

Pada akhir perdagangan, indeks dolar AS naik 0,6 persen menjadi 101,67, setelah sebelumnya melonjak ke tertinggi hampir 14 tahun di 101,90. Indeks telah naik lebih dari tiga persen sejak kemenangan Trump dua minggu yang lalu.

Greenback juga naik tajam terhadap yen, meningkat ke tingkat tertinggi dalam delapan bulan, dan menguat terhadap euro ke tingkat tertinggi dalam 19 bulan. Rebound sebesar 0,4 persen dalam pesanan barang tahan lama AS bulan lalu setelah penurunan pada September dan klaim pengangguran AS yang solid di bawah 300 ribu untuk 90 minggu berturut-turut, mendorong beberapa pandangan kenaikan suku bunga.

Sentimen konsumen AS juga meningkat bulan ini, menyusul terpilihnya Donald Trump sebagai presiden. Indeks sentimen konsumen naik menjadi 93,8, dengan keuntungan dicatat di antara semua pendapatan dan subkelompok usia di seluruh wilayah negara. Menurut CME FedWatch, pasar saat ini memperkirakan di probabilitas hampir 100 persen untuk kenaikan suku bunga Fed pada Desember.

Risalah the Fed dari pertemuan kebijakan bulan ini yang dirilis pada Rabu, juga menunjukkan kenaikan suku bunga dalam waktu dekat. "Kami telah memiliki data penting hari ini, semua mendukung ambang batas rendah diperlukan untuk menaikkan suku bunga," kata Marvin Loh, analis pasar saham global senior pada BNY Mellon di Boston.

Investor berspekulasi dolar AS akan didukung oleh rencana Trump untuk stimulus fiskal, yang dapat mendorong Fed menaikkan suku bunga lebih cepat dari perkiraan, karena meningkatnya inflasi. Sementara itu, yuan Cina di luar negeri melemah 0,5 persen ke rekor terendah 6,9530 per dolar AS karena para pedagang bergulat dengan penguatan mata uang AS dan tanda-tanda akselerasi arus keluar modal

setelah kemenangan Trump dalam pemilu AS.

Dolar AS naik 1,2 persen terhadap yen menjadi 112,51 menjelang libur Thanksgiving di AS pada Kamis. Dolar AS sebelumnya mencapai tertinggi delapan bulan di 112,97 yen. Euro, sementara itu, terus menurun, melemah 0,7 persen di 1,0550 dolar, setelah sebelumnya menyentuh terendah 19-bulan. Euro sedang menghadapi sejumlah risiko politik yang akan datang, termasuk referendum Italia dalam waktu kurang dari dua minggu serta pemilu Prancis dan Jerman tahun depan, yang mungkin mendorong mata uang lebih rendah.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement