REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah menginginkan kebijakan Presiden AS terpilih, yakni Donald Trump bisa memberikan imbas positif kepada iklim perdagangan kedua negara. Alasannya, Trump yang sepanjang masa kampanye selalu menggaungkan keinginannya untuk membuka lapangan kerja bisa menumbuhkan industri dan meningkatkan serapan impor AS dari Indonesia.
Deputi Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Bobby Hamzar Rafinus menjelaskan, Trump memang berkeinginan untuk membuka lapangan kerja demi memperbaiki pemulihan ekonomi AS. Ia menilai, menggeliatnya industri di AS bisa meningkatkan volume perdagangan antara dua negara sehingga ikut menaikkan ekspor dari Indonesia.
"Terpilihnya Trump yang menjanjikan penciptaan lapangan kerja, mudah-mudahan mempercepat pemulihan ekonomi AS. Hal ini dapat meningkatkan permintaan ekspor dari Indonesia. Semoga dapat dimanfaatkan para pengusaha kita," ujar Bobby, Kamis (10/11).
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menilai, kebijakan pemerintah AS di bawah kepepimpinan Donald Trump akan sulit mengukuhkan posisi AS sebagai pemimpin dunia bila tetap teguh pada prinsip proteksionisme.
Ia mengaku belum saatnya pemerintah Indonesia memberikan pandangan-pandangan atas terpilihnya Trump sebagai Presiden AS karena bagaimanapun pemerintah masih menunggu apa yang akan terjadi ke depan.
"Belum waktunya untuk menjawab seperti apa (pandangan) kita karena kita masih mau lihat dulu dia akan bikin bagaimana kondisinya. Dia harus memilih mana yang didahulukan, seberapa jauh. Kalau bertentangan, mana yang menang atau titik temunya di mana," ujar dia.