Selasa 01 Nov 2016 19:48 WIB

Perbanas Dukung Revitalisasi Arsitektur Perbankan dan Keuangan Indonesia

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Budi Raharjo
Gedung Bank Indonesia (ilustrasi)
Foto: Republika/Wihdan
Gedung Bank Indonesia (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Perhimpunan Bank-bank Umum Nasional (Perbanas) Kartika Wirjoatmodjo menilai pentingnya revitalisasi arsitektur perbankan atau secara lebih luas arsitektur keuangan Indonesia. Hal ini menjadi krusial lantaran perubahan market environment yang terjadi di tengah perlambatan ekonomi.

Kartika menuturkan, saat ini salah satu cara perbankan untuk bertahan dan mendapatkan pendapatan yang baik selain dengan meningkatkan pendapatan yakni juga dengan cara menjaga cost. Makanya saat ini, bank di kota-kota besar kalau pertumbuhan melambat semua bersaing. Karena semua fokus di satu tempat yang sama, padahal pasarnya melambat sehingga perbankan harus melakukan efisiensi.

"Sehingga perlu pemikiran baru, namanya konsolidasi dan pengaturan ulang soal fokus usaha itu jadi penting. Kalau saya di Perbanas melihat bahwa revitalisasi daripada arsitektur perbankan atau secara lebih luas arsitektur keuangan indonesia itu jadi krusial lagi karena perubahan market environment-nya itu sangat drastis," tutur Kartika di Jakarta.

Apabila 5-10 tahun terakhir semua orang bisa senang karena pertumbuhan tinggi, maka sekarang ini sudah masuk ke fase pertumbuhan yang agak melambat. Oleh karena itu, kata Kartika, tentu perlu pemikiran baru supaya tidak ada overlapping yang akhirnya menimbulkan efisiensi dari bank, bukan masing-masing bank, tapi secara keseluruhan.

Di sisi lain, saat ini perbankan tengah mendorong inklusi keuangan. Dengan banyaknya lembaga keuangan mikro di daerah seperti Bank Perkreditan Rakyat (BPR), koperasi, dan lembaga keuangan desa, harusnya perbankan bisa melakukan konsolidasi kepada lembaga-lembaga tersebut agar keberadaan mereka dapat dimanfaatkan oleh agen bank.

"Kalau nanti kita bikin agen sendiri dan jadi besar, lalu bagaimana nasib BPR dan koperasi yang ada. Jadi perlu ada pemikiran policy yang lebih long term dan sustain," tutur Direktur Utama Bank Mandiri ini. Untuk itu, sebagai Ketua Perbanas ia sangat mendukung untuk revaluasi arsitektur perbankan di mana isunya adalah isu segmentasi dan konsolidasi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement