Kamis 24 Apr 2025 09:06 WIB

Dikritik AS, QRIS Tumbuh 169 Persen pada Kuartal Pertama 2025

Transaksi ekonomi dan keuangan digital di Indonesia terus meroket.

Rep: Eva Rianti/ Red: Erik Purnama Putra
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo.
Foto: BI
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Di tengah kritik pemerintah Amerika Serikat (AS) terhadap penggunaan quick response code Indonesian standard (QRIS) untuk transaksi di Indonesia, Bank Indonesia (BI) mencatatkan pertumbuhannya yang terus melesat. Catatan BI, pertumbuhan volume transaksi QRIS meroket di angka 169 persen pada kuartal pertama 2025.

"Volume transaksi pembayaran digital melalui QRIS tetap tumbuh tinggi sebesar 169,15 persen (yoy) didukung peningkatan jumlah pengguna dan merchant," ujar Gubernur BI Perry Warjiyo dalam Konferensi Pers Rapat Dewan Gubernur (RDG) April 2025 yang digelar secara daring di Jakarta, Rabu (23/4/2025).

Baca Juga

Perry menerangkan, kinerja transaksi ekonomi dan keuangan digital pada kuartal pertama 2025 tetap tumbuh. Hal itu didukung oleh sistem pembayaran yang aman, lancar, dan andal. Salah satunya dikontribusikan oleh QRIS.

"Transaksi digital melalui QRIS selama periode Ramadhan dan Idulfitri (RAFI) 2025 juga meningkat, dengan rata-rata pertumbuhan volume transaksi per pengguna mencapai 111 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan periode RAFI 2024 sebesar 76 persen," ucap Perry.

Deputi Gubernur BI Filianingsih Hendarta menyampaikan lebih rinci mengenai volume transaksi, data pengguna, serta jumlah merchant yang menggunakan QRIS. "Pengguna QRIS untuk triwulan I/2025 jumlahnya sudah mencapai 56,3 juta. Lalu volume transaksi mencapai 2,6 miliar transaksi, nominalnya Rp 262,1 trilliun, dan merchant yang kebanyakan UMKM sudah mencapai 38,1 juta," ucapnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement