Senin 31 Oct 2016 13:27 WIB

Jokowi Minta Perbankan Turunkan Biaya Administrasi

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Nidia Zuraya
Petugas melayani nasabah di salah satu kantor cabang bank nasional. ilustrasi
Foto: dok Republika
Petugas melayani nasabah di salah satu kantor cabang bank nasional. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta industri perbankan agar meringankan biaya administrasi tabungan. Hal ini dimaksudkan agar masyarakat yang hanya memiliki sedikit dana di tabungan tidak keberatan dengan pemotongan biaya administrasi.

"Saya titip kepada seluruh pimpinan bank, yang saya melihat masih ada keluhan adalah masalah yang berkaitan dengan biaya tabungan. Kadang-kadang kalau tabungan kita kecil kita tidak isi lagi tau-tau tabungan kita habis karena tergerus oleh biaya perbankan. Jadi ini tolong khusus yang tabungan," ujar Presiden Jokowi dalam acara gerakan 'Ayo Menabung' yang digelar oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan industri jasa keuangan di Jakarta Convention Center, Senin (31/10).

Menurut Presiden, di Indonesia masih banyak potensi dana yang bisa dikembangkan. Mengingat potensi tabungan kelompok pelajar saja mencapai 44 juta siswa, kelompok mahasiswa dan pemuda juga berjumlah sekitar 55 juta orang, dan tentunya ini bisa menjadi target penghimpunan dana yang masih cukup potensial. Sehingga ia menegaskan agar perbankan terus meluaskan inklusi keuangan ke daerah-daerah.

"Dengan memulai kebiasaan menabung sejak dini melalui simpanan pelajar kita akan turut menanamkan kebiasaan produktif dan kebiasaan untuk selalu merencanakan masa depan, semua perlu direncanakan dan dimulai dengan memiliki tabungan, rajin menabung dan rajin berinvestasi," jelas Presiden.

Menanggapi hal ini, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D Hadad menyebutkan bahwa sejauh ini tabungan Simpanan Pelajar (SimPel) merupakan tabungan yang tidak dikenakan biaya administrasi. Menurutnya perbankan sudah memenuhi keinginan Presiden, namun belum semua produk.

"Tentu saja SimPel untuk yang kecil-kecil. Untuk yang besar-besar kan budaya menabung dan deposito tentu saja terus berjalan. Saya tidak khawatir kan bank-banj nasional juga siap,"kata Muliaman.

Untuk tabungan di luar SimPel, Muliaman menilai dimungkinkan ada penurunan biaya administrasi. Namun, hal tersebut diserahkan sepenuhnya ke bank bersangkutan yang tentunya sudah mengukur pola transaksi nasabahnya. Di sisi lain, biaya administrasi murah menjadi fasilitas lebih untuk perbankan agar lebih kompetitif.

"Tabungan-tabungan besar juga bahan bagi bank untuk kompetisi. Kalau mau laku tentunya harus banyak memberikan fasilitas-fasilitas bebas biaya adiministrasi. Ini bagian dari marketing," tutur Muliaman.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement