Kamis 15 Aug 2019 15:56 WIB

BI: Distribusi Kartu Berlogo GPN Capai 36,7 Juta Keping

BI menargetkan satu nasabah memiliki minimal satu kartu ATM atau debet GPN

Rep: Novita Intan/ Red: Nidia Zuraya
Sugeng - Deputi Gubernur BI
Foto: Republika/ Wihdan
Sugeng - Deputi Gubernur BI

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia menyatakan jumlah kartu terdistribusi dan transaksi kartu berlogo Gerbang Pembayaran Nasional (GPN) terus mengalami peningkatan. Tercatat pada Juli 2019, kartu berlogo GPN yang telah didistribusikan seluruh Indonesia mencapai 36,7 juta kartu.

Deputi Gubernur Bank Indonesia Sugeng mengatakan transaksi melalui kartu GPN mengalami pertumbuhan yang signifikan, terlihat dari peningkatan volume dan nominal transaksi interkoneksi antarjaringan (off-us) dan interkoneksi dalam jaringan (on-network).

Baca Juga

"Hingga Juli 2019 total ada 36,7 juta kartu GPN berlogo garuda telah didistribusikan kepada masyarakat seluruh Indonesia. Artinya sudah sepertiga dari 100 juta pemegang kartu ATM  dan Debit," ujarnya saat acara Penandatangan Kerja Sama Mastercard dan PT Artajasa Pembayaram Elektronis di Hotel Kempinski, Jakarta, Kamis (15/8).

Menurutnya pelaksanaan kampanye nasional GPN akan tetap dilanjutkan pada tahun ini. Salah satunya dengan bekerja sama dengan perbankan dan edukasi difokuskan kepada universitas dan kementrian atau lembaga terkait guna mencapai target pemenuhan kewajiban kepemilikan minimal satu kartu ATM atau debet GPN oleh satu nasabah pada akhir 2021.

"Peluncuran GPN pada 2017 lalu, tidak terlepas dari kerja sama dan sinergi yang harmonis antara Bank Indonesoa dan pemeritnhah serta seluruh pelaku bidang sistem pembayaran," ucapnya.

Pada hari ini, Mastercard dan PT Artajasa Pembayaran Elektronis (Artajasa) melakukan perjanjian kerja sama terkait sistem pembayaran internasional dalam ekosistem Gerbang Pembayaran Nasional (GPN). Sugeng berharap kerja sama dan sinergi dapat dilanjutkan antara pelaku industri sistem pembayaran di Indonesia.

"Artajasa dan Mastercard kami pandang sebagai hal yang sangat penting untuk dapat membawa sistem pembayaran di Indonesia lebih maju dan mampu mengadopsi mekanisme dan pengelolaan sebagaimana international best practice," ucapnya.

Sementara Division President for Indonesia, Malaysia & Brunei Mastercard Safdar Khan menambahkan kerja sama ini merupakan kolaborasi pertama antara sebuah perusahaan switching domestik dengan sebuah jaringan pembayaran internasional dalam ekosistem GPN, yang telah mendapat persetujuan dari Bank Indonesia sejak Juli 2019.

Kerja sama ini juga semakin memperkuat komitmen jangka panjang Mastercard dan Artajasa terhadap Gerakan Nasional Non Tunai melalui pengembangan pembayaran elektronik di tanah air, sesuai dengan peta jalan Visi Sistem Pembayaran Indonesia (SPI) 2025.

"Pengumuman kerja sama ini dilakukan di waktu yang strategis, terutama di tengah upaya pemerintah dalam meningkatkan kontribusi ekonomi digital terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) negara yang diprediksi mencapai sekitar 10 persen pada 2025," jelasnya.

Dalam tiga dekade terakhir, Mastercard telah melakukan investasi yang sangat signifikan di Indonesia dan berupaya memenuhi berbagai persyaratan yang tercantum dalam peraturan-peraturan Bank Indonesia. Investasi terbaru Mastercard berfokus pada penyelesaian pembangunan infrastruktur pemrosesan pembayaran di tanah air.

"Melalui kerja sama dengan Artajasa, Mastercard akan menghadirkan fitur keamanan, fraud monitoring dan scoring global yang canggih untuk melindungi semua transaksi kartu debit domestik. Mastercard juga akan fokus untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas Artajasa dalam pemrosesan transaksi pembayaran," jelasnya.

Berdasarkan peraturan Bank Indonesia, lembaga-lembaga switching GPN domestik seperti Artajasa dapat bekerja sama dengan maksimum dua Penyedia Layanan Switching Non-GPN. Peraturan yang sama juga memungkinkan Mastercard untuk bekerja sama dengan maksimum dua dari empat Lembaga Switching GPN.

Hal ini sesuai dengan peraturan Bank Indonesia guna mengembangkan sistem pembayaran nasional dengan menciptakan kondisi yang tepat untuk pertumbuhan yang kuat. Saat ini, kerja sama antara Mastercard dan Artajasa berfokus pada pemrosesan dan pengelolaan transaksi kartu debit di Indonesia.

Pada masa depan, kerja sama ini dapat berkembang dan mencakup pemrosesan transaksi di seluruh lingkungan pembayaran digital seperti e-commerce. "Dengan menyatukan keahlian lokal yang dalam dari Artajasa dan teknologi yang canggih serta rekam jejak global yang luas dari Mastercard, seluruh ekosistem akan dapat memperoleh manfaat," ungkapnya.

Dia menambahkan bank penerbit akan mendapat akses ke berbagai solusi mitigasi risiko dan penipuan terbaru, sementara acquiring bank dan merchant akan dapat mengurangi berbagai insiden transaksi yang teridentifikasi penipuan. Namun yang paling penting, melalui penggunaan teknologi otentikasi terbaru seperti tokenisasi, para konsumen akan dapat menggunakan kartu mereka di seluruh saluran pembayaran dengan aman di mana saja dan kapan saja.

"Indonesia saat ini tengah menuju masyarakat tanpa uang tunai atau cashless society, seiring pertumbuhan masyarakat yang semakin melek digital dan percaya diri dalam menggunakan sistem pembayaran digital," ungkapnya.

Ke depan, pihaknya optimis Mastercard dan Artajasa dapat memberikan kontribusi yang positif terhadap ekosistem pembayaran Indonesia. Langkah ini guna mencapai pertumbuhan dalam pembayaran digital dan meningkatkan pertumbuhan inklusi di seluruh Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement