Kamis 27 Oct 2016 14:32 WIB

Kepala BKPM Bandingkan Peringkat EODB Indonesia dengan Joey Alexander

Kepala BKPM Thomas Lembong.
Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Kepala BKPM Thomas Lembong.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Trikasih Lembong menyebut capaian Indonesia dalam survei kemudahan berbisnis "Ease of Doing Business" (EoDB) Bank Dunia belumlah memuaskan.

"Saya pikir usaha banting tulang Indonesia sehingga bisa naik ke peringkat 91 sudah cukup baik. Tapi saya pikir lagi, betul juga kata Pak Jokowi, untuk negara seperti kita, peringkat 91 itu sangat tidak memuaskan," katanya dalam paparan realisasi investasi triwulan III-2016 di Jakarta, Kamis.

Menurut Tom, sapaan akrab Thomas, naiknya peringkat Indonesia dalam survei EoDB dari posisi 106 ke 91 merupakan lonjakan besar. Pasalnya, lonjakan hingga 15 peringkat dalam periode satu tahun baru pertama kali dipecahkan Indonesia dalam sejarah survei tersebut.

"Saya juga merasa, dari prestasinya Rio Haryanto, Joey Alexander hingga Tontowi Ahmad-Liliyana Natsir yang melambung, seharusnya kita bisa. Kita punya kemampuan, masak hanya di posisi 91?" ujarnya.

Tom mengakui, pemerintah terus melakukan upaya memperbaiki kemudahan kemudahan berbisnis di Indonesia. Meski capaiannya belum terlalu menggembirakan, ia mengapresiasi kinerja semua pihak, termasuk kementerian dan lembaga serta pemerintah DKI Jakarta dan Jawa Timur, yang menjadi fokus survei tahunan tersebut.

"Mungkin saya harus akui, kita naik dari peringkat 106 ke 91 itu seperti beralih dari minum racun tikus ke minum obat nyamuk. (Kita) belum minum jus. Tapi sebagai bangsa yang jago, masih banyak yang bisa kita lakukan," ujarnya.

Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal (BKPM) Azhar Lubis, dalam kesempatan yang sama, mengatakan terlepas dari posisi Indonesia di peringkat ke 91, ranking Indonesia dalam upaya melakukan upaya perbaikan kemudahan berbisnis terus meningkat.

Azhar menuturkan, berdasarkan survei EoDB 2016 yang dilakukan tahun lalu, Indonesia menempati posisi 109 dari 190 negara Asia Pasifik yang disurvei. Namun, setiap kali Bank Dunia akan mengumumkan rilis survei tahunan, lembaga itu kerap melakukan rekalkulasi di mana Indonesia tercatat berada di peringkat 106 dalam survei EoDB 2016. Artinya, dalam survei EoDB 2017 yang diumumkan Rabu (26/10), Indonesia berhasil naik 15 peringkat dari posisi 106 ke 91.

"Apa pun itu, sekarang Indonesia di peringkat 91. Indonesia juga termasuk negara yang diminati investor dengan ranking 9 di dunia. Itu positif. Pemerintah tetap melakukan dan melanjutkan upaya deregulasi baik di pusat maupun daerah, termasuk reformasi hukum untuk memberantas pungutan liar (pungli)," tuturnya.

Bank Dunia menaikkan peringkat kemudahan berbisnia atau Ease?of Doing Business Indonesia dari sebelumnya peringkat 106 kini naik menjadi peringkat 91. Pemeringkatan tersebut dilakukan kepada 190 negara yang berada di kawasan Asia Pasifik.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement